Sunday, 12 May 2019

Rukun Puasa ada Dua



Pertama, niat. Baik puasa fardhu atau sunnah, karena sabda Baginda Nabi Muchammad SAW: “Sah tidaknya segala amal perbuatan itu tergantung pada niatnya.”

Perbedaan Diantara Niat Puasa Fardhu Dan Puasa Sunnah
Niat Puasa Fardhu
Niat Puasa Sunnah
1.       Waktu niat puasa fardhu mulai maghrib hingga terbitnya fajar dan wajib dilakukan malam hari.
2.       Wajib menentukan puasa yang akan dilakukan, seperti Romadhon, Nadzar atau Qodho’.
3.       Tidak diperbolehkan mengumpulkan dua puasa fardhu dalam satu niatan sehari.
1.       Waktu niat puasa sunnah mulai maghrib hingga tergelincirnya matahari, dan tidak wajib dilakukan malam hari.
2.       Tidak wajib menentukan puasa yang akan dilakukan kecuali puasa sunnah yang memiliki waktu tertentu, seperti hari Arofah menurut pendapat mu’tamad.
3.       Diperbolehkan mengumpulkan dua puasa sunnah atau lebih dalam satu niat dalam sehari.
Diperbolehkan melakukan niat puasa sunnah setelah fajar dengan dua syarat:
1.       Niat dilaksanakan sebelum tergelincirnya matahari (sebelum masuk waktu Dzhuhur).
2.       Belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar hingga waktu melaksanakan niat.
Sebagaimana yang diungkapkan penyusun Shofwatu Az-Zubad:
“Syarat puasa sunnah yaitu niat puasa
Sebelum waktu Dzhuhur untuk setiap harinya,
Jika puasa fardhu maka kita syaratkan niat
Yang telah ditentukan di malam hari.”

Niat yang paling sempurna adalah mengucapkan dengan lisan dan menghadirkan di dalam hati lafadz tersebut.

·         Permasalahan Niat Puasa Sunnah Setelah Fajar
Dalam bentuk bagaimanakah puasa sunnah dapat dilaksanakan dengan niat yang dilakukan setelah fajar meskipun sudah melakukan sesuatu yang membatalkan puasa sebelum niat?
Jawaban: Bentuknya adalah ketika ia memiliki kebiasaan melaksanakan puasa di hari tertentu seperti hari Senin atau hari Arofah, namun ia lupa pada hari tersebut sehingga melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, namun setelah itu ia ingat bahwa hari itu adalah hari Senin atau hari Arofah, maka bagi ia sah melakukan niat puasa dengan syarat belum masuk waktu Dzhuhur.

Rukun kedua, meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa dalam keadaan ingat, atas kemauan sendiri, dan tidak bodoh yang dianggap udzur.  Maka puasanya tidak batal jika melakukan hal-hal yang membatalkan puasa dalam keadaan lupa, dipaksa atau bodoh yang dianggap udzur.

Orang yang bodoh dan dianggap udzur adalah salah satu dari dua orang, yaitu:
1.       Orang yang hidup di tempat yang jauh dari ulama’.
2.       Orang yang baru masuk Islam.
WALLOOHU A’LAM BISH SHOWAAB

No comments:

Post a Comment