Saturday, 27 April 2019

Lima Langkah Menyambut Romadhon


Related imageBulan Romadhon segera tiba. Inilah tamu yang senantiasa dirindukan oleh orang-orang bertaqwa. Betapa tidak, Romadhon datang dengan membawa kebaikan, berkah, rohmat dan ampunan ALLooh SWT. Oleh karena itu, orang-orang yang bertaqwa tidak pernah menyia-nyiakan kehadiran Romadhon ini. Mereka akan memberikan jamuan istimewa dalam bentuk beragam ibadah sebagai ungkapan syukur atas datangnya bulan yang teramat suci ini.

Habib Muchammad bin AbduLLooh Al-Haddar mengilustrasikan Romadhon sebagai Rumah Sakit. Di tempat ini, kaum muslimin yang hatinya menderita sakit akibat dosa dan akhlaq tercela mendapat perawatan secara intensif sampai mereka sembuh total. Setelah itu, bagaimana mereka menjaga hati yang sudah sembuh dari berbagai penyakit batin itu di luar Romadhon. Maka tak mengherankan bila orang-orang yang mengerti hakikat Romadhon merasa sangat bahagia dengan datangnya bulan suci Romadhon.

Dahulu, para salaf saling mengingatkan akan datangnya Romadhon. Mereka kemudian menyiapkan diri untuk memperbanyak amal kebajikan di bulan ini. Di penghujung Sya’ban, Habib Ali bin Muchammad Al-Habsyi tidak lupa mengingatkan jamaah majlisnya untuk bersiap menyambut Romadhon. Beliau menganjurkan mereka untuk membersihkan hati agar bisa menampung curahan rohmat dan berkah yang diberikan ALLooh SWT. Demikian pula yang dilakukan para ulama sebelum beliau. Intinya, mereka mengajak ummat Islam untuk bersiap diri menyambut datangnya Romadhon yang mulia.

Setidaknya ada lima langkah yang mesti kita lakukan dalam menyambut datangnya tamu agung Romadhon. Langkah pertama, hendaknya kita menyalakan semangat di dalam hati untuk menyongsong datangnya bulan ini. Kita mesti banyak berdoa agar disampaikan ke dalam Romadhon dalam keadaan sehat walafiat sehingga bisa memanfaatkan Romadhon semaksimal mungkin. Sikap seperti ini telah diteladankan oleh para salafus sholeh. Imam Mu’la bin Fadhol pernah berkata, “Mereka (para salafus sholeh) berdoa selama enam bulan agar disampaikan kepada Romadhon.” Diriwayatkan bahwa di antara doa yang sering dibaca tokoh Tabi’in, Imam Yahya bin Abi Kutsair, adalah ”Yaa ALLooh, sampaikanlah aku kepada Romadhon dan sampaikan Romadhon kepadaku.”

Langkah kedua, hendaknya kita banyak menyatakan syukur atas datangnya bulan Romadhon sebab sesungguhnya bulan ini merupakan salah satu nikmat agung yang diberikan kepada ummat Baginda Nabi Muchammad SAW. Di bulan ini nilai pahala amal kebajikan dilipat-gandakan. Masih ada lagi bonus besar bernama Lailatul Qodar yang bisa diraih orang-orang yang istiqomah mengisi malam-malam Romadhon dengan ibadah. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya orang yang mendapati bulan Romadhon untuk bersyukur agar mendapat keberkahannya. ALLooh SWT berfirman:
“Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” [QS. Al-Baqoroh: 152]

 Dalam hadits riwayat Imam Achmad dikisahkan pernah ada dua orang lelaki dari kawasan Qudhooh masuk Islam di hadapan Baginda Nabi SAW. Salah satu di antara mereka kemudian menjadi syahid, sedangkan yang satu lagi meninggal setahun setelahnya. Lalu Sayyidina Tholhah bin UbaidiLLaah bermimpi seolah-olah melihat surga. Di sana beliau melihat lelaki yang terakhir wafat tadi dimasukkan ke dalam surga terlebih dahulu daripada yang mati syahid. Beliau lalu menceritakan mimpinya kepada Baginda Nabi SAW. Mendengar kisah Sayyidina Tholhah, Baginda Nabi SAW bersabda, “Bukankah ia (lelaki yang mati terakhir) telah melaksanakan puasa Romadhon, melakukan sholat enam ribu rokaat dan sholat sunnah lainnya…” Hadits ini menegaskan betapa Romadhon patut disyukuri lantaran ia memberikan nilai lebih kepada seseorang kelak di akhirat.

Fiqih Puasa
Langkah ketiga, kita mesti berbahagia dengan datangnya Romadhon dan menyampaikan kabar gembira Romadhon itu kepada orang-orang terdekat kita. Jangan lupa pula untuk mengajak mereka bersiap-siap menyambut Romadhon. Demikianlah yang dahulu pernah diteladankan Baginda Nabi SAW. Tatkala Romadhon tiba, beliau mengabarkan berita gembira itu kepada para sahabat. Beliau bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Diwajibkan bagi kalian untuk berpuasa. Pintu-pintu surga telah terbuka, pintu-pintu neraka telah tertutup dan setan-setan terbelenggu. Orang yang diharamkan dari kebaikan Romadhon, maka benar-benar telah diharamkan.” Para ulama mengatakan bahwa hadits ini adalah dasar hokum dianjurkannya mengucapkan selamat atas datangnya bulan suci Romadhon. ALLooh SWT berfirman:
“Katakanlah: ‘Dengan karunia ALLooh dan Rochmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia ALLooh dan Rochmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” [QS. Yunus: 58]

Diriwayatkan bahwa tatkala Romadhon datang, Sayyidina AbduLLooh bin Umar RAnhuma senantiasa berkata, “Selamat datang bulan yang baik seluruhnya, siangnya puasa dan malamnya berdiri (untuk ibadah).”

Langkah keempat, menjelang Romadhon tiba hendaknya kita membekali diri dengan pengetahuan fiqih seputar puasa. Kita harus tahu betul rukun-rukun puasa, syarat-syarat puasa, perkara-perkara yang membatalkan dan semua hal yang berkaitan dengan puasa. Pengetahuan tentang puasa ini wajib kita ketahui agar puasa yang kita laksanakan di dalam Romadhon menjadi sah secara syariat. Amal tanpa bekal ilmu akan sia-sia, seperti disinggung dalam syair Imam Ibnu Ruslan,
“Orang yang beramal tanpa bekal ilmu. Maka amal-amalnya ditolak dan tidak diterima.”

Oleh karena itu, sebagai muslimin yang taat, kita mesti aktif menghadiri majlis-majlis ilmu yang membahas puasa. Bila ada kemusykilan soal puasa, jangan ragu untuk bertanya kepada orang yang alim. Tentu kita tak ingin puasa yang kita kerjakan dengan susah payah menjadi sia-sia dan tidak berarti sama sekali. ALLooh SWT berfirman:
“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” [QS. An-Nahl: 43]

Langkah kelima, melakukan taubat nasuha dari segala bentuk kemaksiatan dan dosa. Taubat perlu dilakukan menjelang Romadhon supaya kita memasuki bulan suci ini dalam keadaan bersih dari dosa-dosa. Dengan batin yang bersih, kita akan menampung banyak guyuran Rochmah dan berkah, ibarat raja yang hendak membagikan air susu segar kepada rakyatnya. Tentu hanya mereka yang memiliki wadah yang bersih yang akan menikmati pemberian sang raja. Mereka yang wadahnya kotor tidak akan bisa minum air susu yang diterimanya.

Taubat harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan memenuhi lima syarat: Ikhlas untuk ALLooh SWT, menarik diri dari maksiat yang dilakukan, menyesali perbuatan maksiat yang dilakukan, berikrar tidak akan mengulangi maksiat, dan mengembalikan harta yang diambil secara dzholim kepada pemiliknya, atau meminta ridho kepada orang yang didzholimi.

Ada satu sikap tidak elok yang banyak dilakukan banyak orang yang di bulan Romadhon. Mereka niat bertaubat di bulan Romadhon dan akan kembali kepada kemaksiatan selepas Romadhon pergi. Kisah orang-orang seperti ini biasa kita saksikan di layar kaca dan media massa lainnya. Para selebriti wanita ramai-ramai mengenakan kerudung dan pakaian Islami tatkala memasuki Romadhon. Perkataan dan kelakuan mereka terlihat begitu agamis di sepanjang Romadhon. Namun setelah Romadhon usai, mereka kembali mengenakan pakaian-pakaian seksi yang mengundang syahwat dan sikap mereka jauh dari perilaku agamis. Taubat yang demikian tentu tidak akan diterima oleh ALLooh SWT, dan sikap oportunitis semacam itu sungguh tidak patut diteladani ummat Islam.

Sikap lain yang juga perlu ditradisikan menjelang datangnya Romadhon adalah saling memaafkan seperti yang kita lakukan di Hari Raya Idul Fithri. Bila kita punya salah kepada seseorang, maka hendaknya kita meminta maaf. Begitu pun sebaliknya, bila ada orang yang meminta maaf kepada kita, maka kita harus memaafkannya. Terlebih kepada kedua orang tua kita. Dengan begitu, tak akan ada lagi perasaan dengki di dalam hati kita semua dan berlaksa pahala di bulan Romadhon akan dapat kita raih dengan maksimal.

Apa artinya tadarus dan tarawih bila kita masih memendam dendam dan permusuhan dengan saudara? Apa artinya sholat malam apabila orang tua kita masih dalam keadaan murka kepada kita? Padahal ALLooh SWT mengingatkan di dalam hadits qudsi, ”Barangsiapa berpagi hari membuat murka kedua orang tuanya dan membuat-Ku murka, maka Aku ridho kepadanya. Dan barangsiapa berpagi hari membuat-Ku ridho dan membuat murka kedua orang tuanya, maka Aku murka kepadanya.”

Semoga lima langkah menyambut Romadhon ini dapat kita tempuh tanpa halangan sehingga kita semua bisa memperoleh fadhilah atau keutamaan Romadhon yang tak terhingga itu. Hidup hanya sekali. Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai mengelola waktu yang diberikan ALLooh kepada kita dengan bijak dan cerdas.

No comments:

Post a Comment