Bulan Romadhon segera tiba.
Inilah tamu yang senantiasa dirindukan oleh orang-orang bertaqwa. Betapa tidak,
Romadhon datang dengan membawa kebaikan, berkah, rohmat dan ampunan ALLooh SWT.
Oleh karena itu, orang-orang yang bertaqwa tidak pernah menyia-nyiakan
kehadiran Romadhon ini. Mereka akan memberikan jamuan istimewa dalam bentuk
beragam ibadah sebagai ungkapan syukur atas datangnya bulan yang teramat suci
ini.
Habib Muchammad
bin AbduLLooh Al-Haddar mengilustrasikan Romadhon sebagai Rumah Sakit. Di
tempat ini, kaum muslimin yang hatinya menderita sakit akibat dosa dan akhlaq
tercela mendapat perawatan secara intensif sampai mereka sembuh total. Setelah
itu, bagaimana mereka menjaga hati yang sudah sembuh dari berbagai penyakit
batin itu di luar Romadhon. Maka tak mengherankan bila orang-orang yang
mengerti hakikat Romadhon merasa sangat bahagia dengan datangnya bulan suci
Romadhon.
Dahulu, para
salaf saling mengingatkan akan datangnya Romadhon. Mereka kemudian menyiapkan
diri untuk memperbanyak amal kebajikan di bulan ini. Di penghujung Sya’ban,
Habib Ali bin Muchammad Al-Habsyi tidak lupa mengingatkan jamaah majlisnya
untuk bersiap menyambut Romadhon. Beliau menganjurkan mereka untuk membersihkan
hati agar bisa menampung curahan rohmat dan berkah yang diberikan ALLooh SWT.
Demikian pula yang dilakukan para ulama sebelum beliau. Intinya, mereka
mengajak ummat Islam untuk bersiap diri menyambut datangnya Romadhon yang
mulia.
Setidaknya ada
lima langkah yang mesti kita lakukan dalam menyambut datangnya tamu agung
Romadhon. Langkah pertama, hendaknya
kita menyalakan semangat di dalam hati untuk menyongsong datangnya bulan ini. Kita
mesti banyak berdoa agar disampaikan ke dalam Romadhon dalam keadaan sehat
walafiat sehingga bisa memanfaatkan Romadhon semaksimal mungkin. Sikap seperti
ini telah diteladankan oleh para salafus sholeh. Imam Mu’la bin Fadhol pernah
berkata, “Mereka (para salafus sholeh)
berdoa selama enam bulan agar disampaikan kepada Romadhon.” Diriwayatkan
bahwa di antara doa yang sering dibaca tokoh Tabi’in, Imam Yahya bin Abi
Kutsair, adalah ”Yaa ALLooh, sampaikanlah
aku kepada Romadhon dan sampaikan Romadhon kepadaku.”
Langkah kedua, hendaknya kita banyak menyatakan
syukur atas datangnya bulan Romadhon sebab sesungguhnya bulan ini merupakan
salah satu nikmat agung yang diberikan kepada ummat Baginda Nabi Muchammad SAW.
Di bulan ini nilai pahala amal kebajikan dilipat-gandakan. Masih ada lagi bonus
besar bernama Lailatul Qodar yang bisa diraih orang-orang yang istiqomah
mengisi malam-malam Romadhon dengan ibadah. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya
orang yang mendapati bulan Romadhon untuk bersyukur agar mendapat
keberkahannya. ALLooh SWT berfirman:
“Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan
ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” [QS.
Al-Baqoroh: 152]
Dalam hadits riwayat Imam Achmad dikisahkan
pernah ada dua orang lelaki dari kawasan Qudhooh masuk Islam di hadapan Baginda
Nabi SAW. Salah satu di antara mereka kemudian menjadi syahid, sedangkan yang
satu lagi meninggal setahun setelahnya. Lalu Sayyidina Tholhah bin UbaidiLLaah
bermimpi seolah-olah melihat surga. Di sana beliau melihat lelaki yang terakhir
wafat tadi dimasukkan ke dalam surga terlebih dahulu daripada yang mati syahid.
Beliau lalu menceritakan mimpinya kepada Baginda Nabi SAW. Mendengar kisah
Sayyidina Tholhah, Baginda Nabi SAW bersabda, “Bukankah ia (lelaki yang mati terakhir) telah melaksanakan puasa
Romadhon, melakukan sholat enam ribu rokaat dan sholat sunnah lainnya…” Hadits
ini menegaskan betapa Romadhon patut disyukuri lantaran ia memberikan nilai
lebih kepada seseorang kelak di akhirat.
Fiqih Puasa
Langkah ketiga, kita mesti berbahagia dengan
datangnya Romadhon dan menyampaikan kabar gembira Romadhon itu kepada
orang-orang terdekat kita. Jangan lupa pula untuk mengajak mereka bersiap-siap
menyambut Romadhon. Demikianlah yang dahulu pernah diteladankan Baginda Nabi
SAW. Tatkala Romadhon tiba, beliau mengabarkan berita gembira itu kepada para
sahabat. Beliau bersabda, “Telah datang
kepada kalian bulan yang penuh berkah. Diwajibkan bagi kalian untuk
berpuasa. Pintu-pintu surga telah
terbuka, pintu-pintu neraka telah tertutup dan setan-setan terbelenggu. Orang
yang diharamkan dari kebaikan Romadhon, maka benar-benar telah diharamkan.”
Para ulama mengatakan bahwa hadits ini adalah dasar hokum dianjurkannya
mengucapkan selamat atas datangnya bulan suci Romadhon. ALLooh SWT berfirman:
“Katakanlah: ‘Dengan karunia ALLooh dan
Rochmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia ALLooh dan
Rochmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” [QS.
Yunus: 58]
Diriwayatkan
bahwa tatkala Romadhon datang, Sayyidina AbduLLooh bin Umar RAnhuma senantiasa
berkata, “Selamat datang bulan yang baik
seluruhnya, siangnya puasa dan malamnya berdiri (untuk ibadah).”
Langkah keempat, menjelang Romadhon tiba
hendaknya kita membekali diri dengan pengetahuan fiqih seputar puasa. Kita
harus tahu betul rukun-rukun puasa, syarat-syarat puasa, perkara-perkara yang
membatalkan dan semua hal yang berkaitan dengan puasa. Pengetahuan tentang puasa
ini wajib kita ketahui agar puasa yang kita laksanakan di dalam Romadhon
menjadi sah secara syariat. Amal tanpa bekal ilmu akan sia-sia, seperti
disinggung dalam syair Imam Ibnu Ruslan,
“Orang yang beramal tanpa bekal ilmu. Maka
amal-amalnya ditolak dan tidak diterima.”
Oleh karena
itu, sebagai muslimin yang taat, kita mesti aktif menghadiri majlis-majlis ilmu
yang membahas puasa. Bila ada kemusykilan soal puasa, jangan ragu untuk
bertanya kepada orang yang alim. Tentu kita tak ingin puasa yang kita kerjakan
dengan susah payah menjadi sia-sia dan tidak berarti sama sekali. ALLooh SWT
berfirman:
“Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” [QS. An-Nahl: 43]
Langkah kelima, melakukan taubat nasuha dari
segala bentuk kemaksiatan dan dosa. Taubat perlu dilakukan menjelang Romadhon
supaya kita memasuki bulan suci ini dalam keadaan bersih dari dosa-dosa. Dengan
batin yang bersih, kita akan menampung banyak guyuran Rochmah dan berkah,
ibarat raja yang hendak membagikan air susu segar kepada rakyatnya. Tentu hanya
mereka yang memiliki wadah yang bersih yang akan menikmati pemberian sang raja.
Mereka yang wadahnya kotor tidak akan bisa minum air susu yang diterimanya.
Taubat harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan memenuhi lima syarat: Ikhlas untuk ALLooh
SWT, menarik diri dari maksiat yang dilakukan, menyesali perbuatan maksiat yang
dilakukan, berikrar tidak akan mengulangi maksiat, dan mengembalikan harta yang
diambil secara dzholim kepada pemiliknya, atau meminta ridho kepada orang yang
didzholimi.
Ada satu sikap
tidak elok yang banyak dilakukan banyak orang yang di bulan Romadhon. Mereka
niat bertaubat di bulan Romadhon dan akan kembali kepada kemaksiatan selepas
Romadhon pergi. Kisah orang-orang seperti ini biasa kita saksikan di layar kaca
dan media massa lainnya. Para selebriti wanita ramai-ramai mengenakan kerudung
dan pakaian Islami tatkala memasuki Romadhon. Perkataan dan kelakuan mereka
terlihat begitu agamis di sepanjang Romadhon. Namun setelah Romadhon usai,
mereka kembali mengenakan pakaian-pakaian seksi yang mengundang syahwat dan
sikap mereka jauh dari perilaku agamis. Taubat yang demikian tentu tidak akan
diterima oleh ALLooh SWT, dan sikap oportunitis semacam itu sungguh tidak patut
diteladani ummat Islam.
Sikap lain yang
juga perlu ditradisikan menjelang datangnya Romadhon adalah saling memaafkan
seperti yang kita lakukan di Hari Raya Idul Fithri. Bila kita punya salah
kepada seseorang, maka hendaknya kita meminta maaf. Begitu pun sebaliknya, bila
ada orang yang meminta maaf kepada kita, maka kita harus memaafkannya. Terlebih
kepada kedua orang tua kita. Dengan begitu, tak akan ada lagi perasaan dengki
di dalam hati kita semua dan berlaksa pahala di bulan Romadhon akan dapat kita
raih dengan maksimal.
Apa artinya
tadarus dan tarawih bila kita masih memendam dendam dan permusuhan dengan
saudara? Apa artinya sholat malam apabila orang tua kita masih dalam keadaan
murka kepada kita? Padahal ALLooh SWT mengingatkan di dalam hadits qudsi, ”Barangsiapa berpagi hari membuat murka kedua
orang tuanya dan membuat-Ku murka, maka Aku ridho kepadanya. Dan barangsiapa
berpagi hari membuat-Ku ridho dan membuat murka kedua orang tuanya, maka Aku
murka kepadanya.”
Semoga lima
langkah menyambut Romadhon ini dapat kita tempuh tanpa halangan sehingga kita
semua bisa memperoleh fadhilah atau keutamaan Romadhon yang tak terhingga itu.
Hidup hanya sekali. Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai mengelola waktu
yang diberikan ALLooh kepada kita dengan bijak dan cerdas.
No comments:
Post a Comment