Dalam sebuah riwayat disebutkan
bahwa Isro’ Mi’roj terjadi ketika RosuuluLLooh SAW sedang tidur di Ka’bah,
sedangkan menurut riwayat lain adalah saat beliau sedang tidur di rumah beliau
dan menurut riwayat yang lain lagi adalah ketika beliau sedang tidur di rumah
Ummu Hani. Mana yang benar? Ketahuilah semua riwayat di atas adalah benar
adanya. Bagaimana penjelasannya?
Menurut para ulama, sebelum
RosuuluLLooh SAW di- Isro’ Mi’roj-kan, beliau SAW terlebih dahulu diberi Isro’
Mi’roj percontohan di alam mimpi. Tujuannya adalah agar belaiu benar-benar siap
untuk melakukan perjalanan luar biasa tersebut. Bukanlah suatu hal yang aneh
jika ALLooh memberikan berbagai persiapan kepada para Nabinya sebelum mereka
memperoleh mukjizat besar.
Kisah Nabi Musa misalnya, ketika
ALLooh berkehendak mengutus beliau kepada Fir’aun dan ALLooh mengetahui bahwa
beliau akan berhadapan dengan para penyihir, maka ALLooh memberinya tongkat
yang dapat berubah menjadi ular raksasa. Akan tetapi, sebelum bertemu dengan
para penyihir tersebut dan melemparkan tongkatnya sehingga menjadi ular raksasa
yang memakan semua tali para penyihir, ALLooh terlebih dahulu melatih Nabi Musa
AS, sehingga beliau nantinya tidak terkejut dan khawatir ketika tongkatnya
berubah menjadi ular raksasa. ALLooh menginginkan Nabi Musa teguh dan kuat
ketika menyaksikan mukjizat tersebut. Sebagaimana diceritakan, ketika Nabi Musa
kembali ke Mesir bersama istrinya dan melihat secercah cahaya di bukit
Thursina, kemudian beliau mendaki bukit tersebut untuk menyulut api untuk
melindungi dirinya beserta istrinya dari dinginnya malam di padang sahara, pada
saat itulah ALLooh berkata kepadanya:
“Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari
(arah) pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya
Musa, sesungguhnya Aku adalah ALLooh, Tuhan semesta alam. Dan lemparkanlah
tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya
bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular kecil yang gesit, larilah ia
berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Kemudian Musa diseur): “Hai Musa datanglah
kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang
aman. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak
bercacat bukan karena penyakit, dan dekaplah kedua tanganmu (ke dada)mu bila
ketakutan, Maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan
kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka
adalah orang-orang fasik.” [QS. Al-Qoshshosh:30-32]
Dalam ayat lain ALLooh
mewahyukan:
“Apakah itu yang di tangan kananmu, Hai Musa? Berkata Musa: “Ini adalah
tongkatku, Aku bertelekan padanya, dan Aku pukul (daun) dengannya untuk
kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.” ALLooh berfirman: “Lemparkanlah
ia, Hai Musa!” Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi
seekor ular besar yang merayap dengan cepat.” [QS. Thoha:17-20]
Salah satu hikmah dari beberapa
wahyu di atas adalah ALLooh ingin melatih Nabi Musa AS menggunakan tongkatnya
sebagai mukjizat. Sehingga ketika di hadapan Fir’aun dan para penyihirnya
tongkat tersebut menjadi ular raksasa, beliau tidak kaget dan tidak pula takut.
Dalam latihan tersebut bahwa tongkat tersebut beberapa kali berubah bentuk. Terkadang
menjadi ular kecil yang gesit dan dalam kesempatan yang lain menjadi ular besar
yang merayap. Pertama kali melihat perubahan tongkat tersebut menjadi ular,
Nabi Musa merasa takut. Untuk menghapuskan rasa takut tersebut, maka ALLooh
berkata kepada Nabi Musa:
“ALLooh mewahyukan: “Peganglah ia dan jangan takut, kami akan
mengembalikannya kepada keadaannya semula.” [QS. Thoha:21]
Demikian pula terhadap
RosuuluLLooh SAW, sebelum memberangkatkan Isro’ Mi’roj kepada RosuuluLLooh SAW
dengan ruh dan jasadnya, ALLooh terlebih dahulu melatih beliau SAW melalui
beberapa mimpi. Dalam kesempatan lain, sebelum penaklukan kota Mekah, ALLooh
telah memberitahukannya kepada Nabi SAW melalui mimpi dan RosuuluLLooh SAW kemudian
menceritakannya kepada para sahabat. ALLooh mewahyukan:
“Sesungguhnya ALLooh akan membuktikan kepada Rosul-Nya, tentang
kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan
memasuki Masjidil Haram, insyaaALLooh dalam keadaan aman, dengan mencukur
rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka ALLooh
mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan dia memberikan sebelum itu
kemenangan yang dekat.” [QS. Al-Fath: 27]
Dengan demikian dapat kita
simpulkan bahwa terkadang RosuuluLLooh SAW memperoleh mimpi atau penglihatan
nyata sebelum terjadi secara nyata, demi menyenangkan hati beliau SAW. Kemudian
apa yang beliau lihat tersebut benar-benar terjadi sebagai sebuah kenyataan,
sehingga beliau berbahagia. Demikian pula halnya dengan peristiwa Isro’ Mi’roj.
Pada awalnya Rosul memperoleh mimpi sebagai sebuah hiburan yang menentramkan
jiwa beliau. Kemudian beliau memperoleh mimpi untuk kedua kalinya sebagai
sebuah peringatan bahwa beliau SAW akan memperoleh sebuat nikmat yang sangat
agung. Dan terakhir, beliau melangsungkan perjalanan Isro’ Mi’roj tersebut
secara sadar, di alam nyata, dalam keadaan jada, dengan ruh dan jasad beliau
SAW.
No comments:
Post a Comment