Monday, 1 April 2019

Isro’ Mi’roj – Apakah Hanya Sebuah Mimpi?


Image result for Isra’ Mi'raj – Apakah Hanya Sebuah Mimpi?Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Isro’ Mi’roj terjadi ketika RosuuluLLooh SAW sedang tidur di Ka’bah, sedangkan menurut riwayat lain adalah saat beliau sedang tidur di rumah beliau dan menurut riwayat yang lain lagi adalah ketika beliau sedang tidur di rumah Ummu Hani. Mana yang benar? Ketahuilah semua riwayat di atas adalah benar adanya. Bagaimana penjelasannya?

Menurut para ulama, sebelum RosuuluLLooh SAW di- Isro’ Mi’roj-kan, beliau SAW terlebih dahulu diberi Isro’ Mi’roj percontohan di alam mimpi. Tujuannya adalah agar belaiu benar-benar siap untuk melakukan perjalanan luar biasa tersebut. Bukanlah suatu hal yang aneh jika ALLooh memberikan berbagai persiapan kepada para Nabinya sebelum mereka memperoleh mukjizat besar.

Kisah Nabi Musa misalnya, ketika ALLooh berkehendak mengutus beliau kepada Fir’aun dan ALLooh mengetahui bahwa beliau akan berhadapan dengan para penyihir, maka ALLooh memberinya tongkat yang dapat berubah menjadi ular raksasa. Akan tetapi, sebelum bertemu dengan para penyihir tersebut dan melemparkan tongkatnya sehingga menjadi ular raksasa yang memakan semua tali para penyihir, ALLooh terlebih dahulu melatih Nabi Musa AS, sehingga beliau nantinya tidak terkejut dan khawatir ketika tongkatnya berubah menjadi ular raksasa. ALLooh menginginkan Nabi Musa teguh dan kuat ketika menyaksikan mukjizat tersebut. Sebagaimana diceritakan, ketika Nabi Musa kembali ke Mesir bersama istrinya dan melihat secercah cahaya di bukit Thursina, kemudian beliau mendaki bukit tersebut untuk menyulut api untuk melindungi dirinya beserta istrinya dari dinginnya malam di padang sahara, pada saat itulah ALLooh berkata kepadanya:
“Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: “Ya Musa, sesungguhnya Aku adalah ALLooh, Tuhan semesta alam. Dan lemparkanlah tongkatmu. Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular kecil yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Kemudian Musa diseur): “Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekaplah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan, Maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Fir’aun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang fasik.” [QS. Al-Qoshshosh:30-32]

Dalam ayat lain ALLooh mewahyukan:
“Apakah itu yang di tangan kananmu, Hai Musa? Berkata Musa: “Ini adalah tongkatku, Aku bertelekan padanya, dan Aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.” ALLooh berfirman: “Lemparkanlah ia, Hai Musa!” Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular besar yang merayap dengan cepat.” [QS. Thoha:17-20]

Salah satu hikmah dari beberapa wahyu di atas adalah ALLooh ingin melatih Nabi Musa AS menggunakan tongkatnya sebagai mukjizat. Sehingga ketika di hadapan Fir’aun dan para penyihirnya tongkat tersebut menjadi ular raksasa, beliau tidak kaget dan tidak pula takut. Dalam latihan tersebut bahwa tongkat tersebut beberapa kali berubah bentuk. Terkadang menjadi ular kecil yang gesit dan dalam kesempatan yang lain menjadi ular besar yang merayap. Pertama kali melihat perubahan tongkat tersebut menjadi ular, Nabi Musa merasa takut. Untuk menghapuskan rasa takut tersebut, maka ALLooh berkata kepada Nabi Musa:
“ALLooh mewahyukan: “Peganglah ia dan jangan takut, kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula.” [QS. Thoha:21]

Demikian pula terhadap RosuuluLLooh SAW, sebelum memberangkatkan Isro’ Mi’roj kepada RosuuluLLooh SAW dengan ruh dan jasadnya, ALLooh terlebih dahulu melatih beliau SAW melalui beberapa mimpi. Dalam kesempatan lain, sebelum penaklukan kota Mekah, ALLooh telah memberitahukannya kepada Nabi SAW melalui mimpi dan RosuuluLLooh SAW kemudian menceritakannya kepada para sahabat. ALLooh mewahyukan:
“Sesungguhnya ALLooh akan membuktikan kepada Rosul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insyaaALLooh dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka ALLooh mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.” [QS. Al-Fath: 27]

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa terkadang RosuuluLLooh SAW memperoleh mimpi atau penglihatan nyata sebelum terjadi secara nyata, demi menyenangkan hati beliau SAW. Kemudian apa yang beliau lihat tersebut benar-benar terjadi sebagai sebuah kenyataan, sehingga beliau berbahagia. Demikian pula halnya dengan peristiwa Isro’ Mi’roj. Pada awalnya Rosul memperoleh mimpi sebagai sebuah hiburan yang menentramkan jiwa beliau. Kemudian beliau memperoleh mimpi untuk kedua kalinya sebagai sebuah peringatan bahwa beliau SAW akan memperoleh sebuat nikmat yang sangat agung. Dan terakhir, beliau melangsungkan perjalanan Isro’ Mi’roj tersebut secara sadar, di alam nyata, dalam keadaan jada, dengan ruh dan jasad beliau SAW.


No comments:

Post a Comment