Setiap ciptaan ALLooh memiliki
aturan hidup tersendiri dan jika ciptaan itu berubah bentuk atau keadaannya,
maka aturan hidupnya pun berubah. Manusia memiliki aturan hidup yang berbeda
dengan jin. Manusia diciptakan dari tanah sedangkan jin dari api. Sebagaimana kita
ketahui, api bersifat lebih halus dari tanah, karena itu aturan hidup jin
berbeda dengan manusia. Jin bergerak lebih cepat daripada manusia. Jin juga
mampu berubah bentuk dan melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh manusia. Adapun
malaikat, mereka diciptakan dari cahaya. Malaikat memiliki kekuatan yang jauh lebih
hebat daripada jin. Mereka mampu terbang ke langit dan kembali ke bumi serta
mampu melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh jin. Agar lebih jelas, mari
sekali lagi kita pelajari kisah Nabi Sulaiman AS ketika ingin mendatangkan
tahta Balqis. ALLooh SWT mewahyukan:
“Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu
sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang
kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” [QS. An-Naml: 38]
Siapakah para pembesar yang
dimaksud oleh Nabi Sulaiman? ALLooh telah menyebutkan sebagian pembesar
tersebut di dalam wahyu-Nya berikut:
“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung
lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).” [QS. An-Naml: 17]
Dari ayat di atas dapat kita
ketahui bahwa bala tentara Nabi Sulaiman terdiri dari bangsa jin, manusia dal
selain keduanya. Lalu ketika beliau meminta mereka untuk mendatangkan tahta
Balqis, apakah ada manusia yang berdiri dan berkata, “Aku akan mendatangkannya
untukmu?” Tidak, semua manusia diam dan tidak menjawab Nabi Sulaiman. Mereka mengetahui
bahwa mereka tidak mampu mendatangkan tahta Balqis dengan cepat, mereka terikat
oleh aturan hidup mereka sebagai manusia. Lalu apakah jin berani menjawab
tantangan Nabi Sulaiman? Tidak, jin yang lemah tidak berani berkata apa pun,
mereka terdiam. Mengapa? Karena mereka menyadari keterbatasan mereka. Saat itu
yang berani menjawab hanyalah jin ifrit, jin yang paling kuat. ALLooh
mewahyukan:
“Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang
kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari
tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat
dipercaya.” [QS. An-Naml: 39]
Mengapa jin ifrit berani
mengajukan diri untuk memindahkan tahta Balqis sebelum majelis Nabi Sulaiman
usai? Karena aturan hidupnya menentukan bahwa ia memiliki kecepatan gerak yang
jauh lebih cepat dari manusia dan jin manapun.
Pada saat itulah tiba-tiba ada
seorang manusia yang berani menyatakan bahwa ia
dapat memindahkan tahta Balqis tersebut dalam sekejap mata. Bagaimana mungkin,
sedangkan disbanding jin manusia jauh lebih lamban. Jawabannya adalah karena
kehendak ALLooh tidak terikat aturan manapun. Jika ALLooh yang berkehendak,
maka yang paling lemah sekalipun mampu mengalahkan yang terkuat. Karena itulah
ketika mensifatkan manusia yang mampu memindahkan tahta Balqis dalam sekejap
tersebut, ALLooh mewahyukan:
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab: “Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman
melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk
karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” [QS. An-Naml: 40]
ALLooh menyebutnya sebagai
seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab. Artinya, ia bukan manusia biasa,
akan tetapi manusia yang istimewa yang telah memperoleh ilmu dari ALLooh. Ia mampu
memindahkan tahta Balqis secepat itu adalah karena ALLooh mengajarkan kepadanya
suatu cara diluar kemampuan manusia. Karena menggunakan ilmu ALLooh, maka ia
mampu.
Kemampuan manusia juga berubah
ketika keadaannya berubah. Kemampuan manusia dalam keadaan jaga tidak sama
dengan kemampuannya dalam keadaan tidur. Dalam tidur manusia tidak terikat
dengan aturan yang berlaku bagi manusia dalam keadaan jaga. Ia mampu melihat,
padahal matanya terpejam. Ia mampu berbicara, sedangkan mulutnya tertutup. Ia mampu
berjalan, padahal ia tidak bergerak, hanya berbaring di tempat tidur. Bahkan ia
mampu terbang di udara seperti seekor burung. Yang lebih aneh lagi, ia bahkan
mampu melihat mereka yang telah meninggal dunia bertahun-tahun sebelumnya dan
berbicara dengan mereka.
Jika manusia mampu berpindah dari
aturan kehidupannya menuju aturan yang lain hanya dengan tidur, lantas
bagaimana dengan Baginda Muchammad SAW. Ciptaan ALLooh yang terbaik, terindah
dan termulia. Tidak diragukan lagi bahwa beliau diberi kemampuan oleh ALLooh
untuk melepas keterikatannya dengan sifat kemanusiaan, menembus satu langit
menuju langit yang lain hingga bertemu dan melihat ALLooh Yang Maha Indah. Beliau
mampu bertemu dengan para Nabi yang sudah meninggal dunia, sholat bersama
mereka, melihat hakikat dunia, melihat surga dan neraka, bahkan bertemu dan
melihat ALLooh. Karena, beliau SAW adalah ciptaan ALLooh yang paling kuat dari
semua ciptaan ALLooh yang ada. Karena beliau SAW lah ciptaan ALLooh yang paling
berilmu.
No comments:
Post a Comment