![Image result for berjumpa dengan nabi saat isra](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuBQW4AXGjwbcUKQeLhuPY8mZi1xL6on7Lyzgu3S1ystyNnWnawnsfar7G4fF24OfYkUYTyNXR2q1tcUPscYDyVz8dhN8fVTzEr7cNEPogXyUKwMbznadq6bYIUQcNSdRvq8yFBo2i-Oo/s320/Infografis+Isra+Mi%2527raj.jpg)
Dari pertemuan tersebut dapat
dipetik pelajaran, bahwa pertemuan dengan orang-orang saleh sangat bermanfaat
untuk kehidupan dunia dan akhirat. Sebelum bertemu dengan ALLooh, baginda
Muchammad SAW dipertemukan dengan mereka semua. Padahal bukankah tidak ada yang
lebih penting dan lebih hebat selain pertemuan dengan ALLooh? Di sini juga
terdapat pelajaran, agar kita sering mengunjungi orang saleh dan mencari
keberkahan mereka. Sebagaimana kita ketahui, kaum sholichin memiliki banyak keberkahan
dari ALLooh.
Sayyidina Anas bin Malik RA dalam
berbagai riwayat telah menceritakan bagaimana pertemuan Nabi SAW dengan para
Nabi di setiap jenjang langit tersebut. Dari berbagai riwayat tersebut dapat
kita rangkum pertemuan beliau di setiap langit adalah sebagai berikut:
Langit Pertama
Setelah meninggalkan Masjidil
Aqsho, RosuuluLLooh bersama Malaikat Jibril menuju langit pertama atau langit
dunia. Sesampainya di langit pertama, beliau SAW berhenti. Malaikat Jibril
kemudian mengetuk pintu langit pertama. Pada saat itulah penjaga langit pertama
bertanya, “Siapakah engkau? Dijawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang
bersamamu? Jibril menjawab: Muchammad. Ditanya: Apakah ia telah mendapatkan
panggilan? Jawab Jibril: Ya. Lalu pintu langit pertama pun dibuka.
Uraian di atas membuktikan bahwa
langit memiliki pintu yang dijaga oleh Malaikat khusus, yang bahkan Malaikat
Jibril sekalipun harus mengetuk pintu meminta ijin untuk memasukinya. Artinya,
setiap yang naik ke langit atau turun ke dunia, harus melewati pintu tersebut.
Dan hal ini berlaku di setiap langit, bukan hanya pada langit pertama. Ini
menunjukkan bahwa setiap langit dengan penjagaan yang sangat luar biasa. Pada
saat itu Malaikat penjaga langit juga mengetahui bahwa Malaikat Jibril tidak
datang sendirian, padahal pintu langit tertutup, lantas bagaimana malaikat
penjaga langit mengetahui bahwa Malaikat Jibril membawa seseorang bersamanya?
Para ulama menjelaskan bahwa Malaikat penjaga langit mengetahui kehadiran
seseorang bersama Malaikat Jibril adalah karena pintu langit bersifat bening,
tembus pandang atau karena mereka yang berada di langit pertama mendapatkan
tambahan cahaya atas kehadiran RosuuluLLooh SAW.
Setelah mengetahui kehadiran
keduanya, Malaikat penjaga langit kembali menanyakan apakah baginda Muchammad
SAW telah mendapatkan panggilan, maksudnya adalah panggilan untuk mi’roj
bertemu ALLooh SWT. Setelah mendapatkan jawaban dari malaikat Jibril, maka ia
pun membukakan pintu langit pertama dan menyambut RosuuluLLooh SAW dengan penuh
suka cita sembari berkata:
“Selamat datang baginya dan sesungguhnya tamu terbaik telah datang.”
Di langit pertama inilah
RosuuluLLooh SAW bertemu dengan Nabi Adam AS. RosuuluLLooh mengucapkan salam
kepada beliau. Nabi Adam pun menyambut beliau SAW dengan hangat dan
mendoakannya dengan kebaikan. Nabi Adam berkata:
“Selamat datang duhai anak yang sholeh dan Nabi yang sholeh.”
RosuuluLLooh SAW menyaksikan di
samping kanan Nabi Adam AS tampak ruh-ruh ahli surga dan di samping kirinya
ruh-ruh ahli neraka. Jika melihat ke kanan, Nabi Adam tersenyum bahagia,
sedangkan jika melihat ke arah kiri, beliau menangis sedih.
Pertemuan RosuuluLLooh SAW dengan
Nabi Adam AS di langit dunia, langit pertama ini sarat dengan hikmah, di
antaranya adalah bahwa setelah mi’roj beliau SAW akan hijrah ke Madinah karena
siksaan kaum kafir, sebagaimana Nabi Adam keluar dari Surga karena permusuhan
dan usaha iblis. Di samping itu juga pertanda bahwa setelah mi’roj,
RosuuluLLooh SAW akan mengalami apa yang dialami Nabi Adam di muka bumi. Nabi
Adam AS bertugas mempersiapkan pertumbuhan anak cucunya dan memakmurkan dunia
dengan anak cucunya, begitu pula RosuuluLLooh SAW di awal hijrah, beliau
mempersiapkan kemajuan Islam.
Langit Kedua
Kemudian RosuuluLLooh SAW
melanjutkan mi’rojnya ke langit kedua. Di langit ini, setelah pintu langit
terbuka, RosuuluLLooh SAW bertemu dengan Nabi Isa dan Yahya. Keduanya mengucapkan
selamat datang kepada beliau SAW sembari berkata:
“Selamat datang duhai anak yang sholeh dan Nabi yang sholeh.”
Pertemuan RosuuluLLooh SAW dengan
Nabi Isa dan Yahya di langit kedua ini menggambarkan apa yang akan beliau alami
pada tahun kedua setelah hijrah, yaitu beliau SAW akan memperoleh gangguan dari
kaum Yahudi sebagaimana mereka membunuh Nabi Yahya dan meyakini telah membunuh
Nabi Isa. Sebagaimana Nabi Isa memperoleh bantuan kaum Hawari untuk menghadapi kaum Yahudi yang memerangi
beliau, maka RosuuluLLooh SAW pun pada tahun kedua setelah Hijrah, beliau SAW
mendapatkan kaum Anshor, baik Aus maupun Khozroj untuk ikut serta dalam perang
Badar, dan mereka pun menang.
Langit Ketiga
RosuuluLLooh SAW kemudian
melanjutkan mi’rojnya ke langit ketiga. Di langit ketiga inilah beliau bertemu
dengan Nabi Yusuf. Nabi yang memiliki keelokan paras yang luar biasa. Hikmah pertemuan
beliau SAW dengan Nabi Yusuf di langit ketiga ini adalah sebuah gambaran bahwa
pada tahun ketiga Hijrah, beliau SAW akan mengalami apa yang dialami Nabi
Yusuf. Pada tahun ketiga Hijrah, terjadilah perang Uhud, dan dalam peperangan
ini ummat Islam mengalami musibah yang sangat besar.
Langit Keempat
Di langit keempat RosuuluLLooh
SAW bertemu dengan Nabi Idris AS. Nabi Idris AS merupakan manusia pertama yang
memperkenalkan baca tulis. Hikmah pertemuan RosuuluLLooh SAW dengan Nabi Idris
di langit keempat adalah bahwa pada tahun keempat Hijrah, RosuuluLLooh SAW
menggunakan surat menyurat sebagai sarana dakwah kepada raja-raja dunia. Di tahun
keempat Hijrah ini pula RosuuluLLooh SAW mengangkat sekretaris dan membuat
stempel.
Langit Kelima
Di langit kelima RosuuluLLooh SAW
berjumpa dengan Nabi Harun AS. Hikmah pertemuan ini adalah bahwa pada tahun
kelima Hijrah, RosuuluLLooh SAW akan dikhianati oleh orang-orang Yahudi
sebagaimana Nabi Harun dikhianati oleh Bani Isroil.
Langit Keenam
Di langit keenam inilah
RosuuluLLooh SAW bertemu dengan Nabi Musa AS, Nabi kebanggaan bani Isroil, Nabi
yang kepadanya ALLooh berbicara langsung dan menurunkan Taurat. Nabi Musa
menyambut RosuuluLLooh SAW dengan hangat dan mendoakannya dengan berbagai
kebaikan. Ketika RosuuluLLooh dan Malaikat Jibril hendak melanjutkan
perjalanan, Nabi Musa menangis. Saat ditanyakan kepadanya, ”Mengapa engkau
menangis?” Beliau berkata, “Aku menangis lantaran ada seorang pemuda yang
datang setelahku dan ummatnya masuk surga lebih banyak daripada ummatku.”
Tangisan Nabi Musa ini tentunya
bukan tangisan iri dengki, sebab di alam langit tidak ada iri dengki dalam hati
mukmin biasa apalagi pada diri seorang Rosul yang terpilih. Nabi Musa menangis
karena menyesali berbagai pahala yang tidak beliau peroleh, pahala yang akan
mengangkat derajat beliau di sisi ALLooh serta menangisi berbagai pelanggaran
yang dilakukan ummatnya, sehingga mereka tidak memperoleh pahala-pahala besar
yang menyebabkan Nabi Musa pun tidak mendapatkan tambahan pahala. Sebab, setiap
Nabi mendapatkan pahala seluruh ummatnya.
Tangisan Nabi Musa ini sekaligus
sebagai bentuk kabar gembira yang beliau AS sampaikan kepada RosuuluLLooh SAW. Beliau
menangis saat Nabi SAW berada di dekatnya, agar RosuuluLLooh SAW mengetahui
besarnya kedudukan beliau SAW dan ummatnya.
Pertemuan RosuuluLLooh SAW di
langit keenam dengan Nabi Musa AS mengandung hikmah bahwa di tahun keenam
Hijrah, RosuuluLLooh SAW berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji, akan
tetapi beliau dan para sahabat dihalangi oleh kaum kafir, sebagaimana Nabi Musa
dihalangi memasuki Palestina.
Langit Ketujuh
Di langit ketujuh RosuuluLLooh
SAW bertemu Nabi Ibrohim yang sedang menyandarkan punggungnya di Baitul Makmur,
yang mana setiap harinya dimasuki oleh 70.000 Malaikat dan mereka tidak kembali
sesudahnya. Nabi Ibrohim berpesan kepada RosuuluLLooh SAW agar memerintahkan
ummatnya untuk banyak mengucapkan Al-Baqiyatush Sholichat, yaitu kalimat
tasbih, tahmid, tahlil dan takbir. RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Saya bertemu dengan Nabi Ibrohim ketika malam saya diisro’kan dan Nabi
Ibrohim berkata: “Wahai Muchammad, sampaikanlah salam kepada ummatmu, dan
beritahukanlah kepada mereka, bahwasanya Surga itu subur tanahnya, airnya tawar
dan tanahnya berlembah serta tanamannya adalah ucapan:
SubchaanaLLoohi walchamduliLLaahi wa laa ilaaha illaaLLoohu waLLoohu
akbaru
Jika kita perhatikan, dalam
pertemuan RosuuluLLooh SAW dengan ruh para Nabi, terjadi dialog di antara
mereka. Ini merupakan salah satu dalil bahwa orang-orang yang sholeh yang masih
hidup bisa berdialog dan berkomunikasi dengan orang-orang sholeh yang telah
meninggal dunia, dengan izin ALLooh SWT.
No comments:
Post a Comment