![Image result for pembedahan dada rasulullah](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggeRDWVd_axe3w8Mg5ex3OwEhssmF3H1OKRgezHdJMw-C7FdR5ePJy702o0zdAhDZlRc3P8btavJLI2gXRPkfAwaBeV4OavJ_O65odBZ-I6QtI0j49SZBJXl0aUnnWWAH3SfogL7h6Nkk/s320/Pembelahan+Dada.jpg)
Sebelum di Isro dan Mi’roj-kan,
sekali lagi RosuuluLLooh SAW menjalani proses pembedahan dada. Selama hidupnya
beliau SAW mengalami empat kali pembedahan dada. Di dalam sebuah hadits,
RosuuluLLooh SAW bersabda:
“Ketika aku berada di al-Bait (yaitu BaituLLooh atau Ka’bah) antara
tidur dan jaga”, kemudian beliau menyebutkan tentang seorang lelaki di
antara dua orang lelaki. “Lalu
didatangkan kepadaku bejana dari emas yang dipenuhi dengan kebijaksanaan dan
keimanan. Kemudian aku dibedah dari tenggorokan hingga perut bagian bawah. Lalu
perutku dibasuh dengan Air Zam-Zam, kemudian diisi dengan kebijaksanaan
(hikmah) dan keimanan. Dan didatangkan kepadaku binatang putih yang lebih kecil
dari kuda dan lebih besar dari baghol (peranakan kuda dan keledai), yaitu
Buroq. Lalu aku pergi bersama Jibril hingga kami sampai di langit dunia… [HR.
Imam Bukhoori dan Imam Muslim]
Hati RosuuluLLooh SAW tidaklah
kotor. Beliau SAW tidak pernah berbuat dosa, tidak memiliki penyakit iri,
dengki, sombong, dendam dan berbagai penyakit hati lainnya. Beliau SAW adalah
seorang Rosul yang ma’shum (terjaga dari berbuat dosa). Akan tetapi sebelum
melakukan perjalanan tersebut, dada beliau SAW dibedah dan ditambah dengan
kesucian dari kesucian yang telah ada.
RosuuluLLooh SAW merupakan sosok teladan
yang hadir di tengah-tengah ummat sebagai pribadi unggul yang dapat menjadi
contoh bagi semua pengikutnya. Hikmah yang dapat kita petik dari proses
pembedahan dada beliau SAW tersebut adalah RosuuluLLooh SAW memberikan contoh
kepada kita, bahwa siapapun orang yang ingin berjalan menuju ALLooh dan sampai
kepada-Nya, maka ia harus membersihkan hatinya dari semua kotoran yang ada dan
mensucikan hatinya yang sudah bersih dengan kesucian di atas kesucian, sehingga
hatinya layak untuk bertemu dengan ALLooh.
Sungguh, kita semua sedang dalam
perjalanan suci yang seharusnya dibangun dalam suasana fitrah, hati yang suci. Berjalan
dari-Nya dan juga menuju kepada-Nya. Dalam perjalanan ini, diperlukan lentera,
cahaya, atau petunjuk agar selamat dalam menempuhnya. Dan hati yang merupakan
inti sebagai “nurani”, itulah lentera perjalanan hidup.
Cahaya ini berpusat pada hati
seseorang yang rupanya juga dilengkapi oleh gesekan-gesekan “karat” kehidupan. Semakin
menebal karat, semakin jauh pula dari warna yang sesungguhnya. Oleh karena itu
di setiap saat dan kesempatan diperlukan upaya pembersihan untuk membasuh
kotoran-kotoran hati yang melekat. Hanya dengan pembersihan itulah, hati akan
bersinar tajam menerangi kegelapan hidup. Dan sungguh, hati inilah yang
kemudian menjadi “penentu” baik atau tidaknya seorang pemilik hati.
Disebutkan bahwa hati manusia
pada awalnya putih bersih. Ia ibarat kertas putih dengan tiada noda sedikitpun.
Namun setiap kali manusia melakukan dosa, setiap kali pula terjatuh noda hitam
pada hati, yang pada akhirnya menjadikannya hitam pekat. Jika manusia yang
hatinya hitam pekat tersebut tidak menyadari bahkan menambah dosa dan noda
hitam pada hatinya tersebut, maka akhirnya ALLooh kemudian akan membalik hati
tersebut. Hati yang terbaik inilah yang kemudian hanya bisa disadarkan oleh api
neraka.
Maka sungguh, perjalanan ini
hanya akan mampu menuju ilahi dengan senantiasa membersihkan jiwa dan hati
kita, sebagaimana yang telah dilakukan oleh RosuuluLLooh SAW sebelum melakukan
perjalanan sucinya tersebut.
No comments:
Post a Comment