Sunday, 10 March 2019

Boikot Kafir Quroisy


Image result for boikot kaum quraisySemenjak RosuuluLLooh SAW mendakwahkan Islam, kaum kafir tidak pernah berhenti untuk menyiksa dan menganiaya ummat Islam. Menyaksikan berbagai siksaan berat yang diterima oleh para sahabat tersebut, maka pada bulan Rojab tahun kelima setelah kenabian RosuuluLLooh memerintahkan sejumlah muslimin untuk berhijrah ke Habasyah, sebuah negeri di Afrika yang sekarang bernama Ethiopia yang ketika itu berada di bawah pemerintahan seorang raja yang sangat bijaksana, yaitu Najasyi. RosuuluLLooh SAW bersabda kepada para sahabat:
“Di sana ada penghidupan dan kelapangan, serta raja yang adil yang tidak akan menyerahkan seseorang yang meminta suaka kepadanya.” [HR. Imam Baihaqi]

Maka berangkatlah 14 orang sahabat , terdiri dari 10 sahabat pria dan 4 sahabat wanita, di antaranya adalah Sayyidina Utsman bin Affan dan istrinya Ruqoyyah putri RosuuluLLooh SAW. Raja Najasyi ternyata menerima para sahabat dengan baik dan setelah itu ia bahkan memeluk Islam.

Pada tahun keenam setelah kenabian Sayyidina Hamzah bin Abdul Muththolib (paman RosuuluLLooh) dan Sayyidina Umar bin Khoththob masuk Islam. Mengetahui kenyataan pahit ini habis sudah kesabaran para pembesar kafir Quroisy. Maka pada malam pertama bulan Mucharrom tahun ketujuh setelah kenabian, mereka pun berkumpul dan memutusan untuk memutuskan hubungan dengan Bani Hasyim dan Bani Muththolib. Mereka melarang semua orang Quroisy untuk melakukan jual beli, bergaul, maupun menikah dengan kedua suku ini sampai mereka semua mati atau mereka mau menyerahkan RosuuluLLooh SAW.

Pernyataan ini mereka tulis dan mereka gantungkan di atap Ka’bah untuk menunjukkan betapa seriusnya mereka.

Abu Tholib, paman yang sangat mencintai keponakannya ini pun tidak tinggal diam. Beliau segera mengumpulkan semua anak keturunan Abdul Muththolib dan memerintahkan agar mereka melindungi RosuuluLLooh SAW. Beliau memerintahkan agar bani Abdul Muththolib memberikan tempat kepada RosuuluLLooh SAW di syi’ib (pemukiman) mereka dan melindungi beliau dari gangguan semua orang yang ingin mencelakainya. Semua Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththolib, baik yang Muslim maupun yang belum beriman sepakat untuk melaksanakan perintah Abu Tholib ini. Mereka semua menetap di syi’ib dan tidak akan menyerahkan RosuuluLLooh SAW kepada orang-orang musyrik Quroisy apa pun resikonya.

Selama tiga tahun keluarga Bani Hasyim dan Bani Muththolib dipaksa hidup di pemukiman Bani Muththolib (Syi’ib) tanpa bisa keluar, diboikot dalam pergaulan dan perekonomian sehingga mereka beberapa kali terpaksa harus makan dedaunan karena kekurangan makanan. Begitu pula keluarga RosuuluLLooh SAW. Orang-orang kafir berharap agar kedua bani ini mau menyerahkan RosuuluLLooh SAW kepada mereka dan mereka dapat berbuat apa pun terhadap beliau SAW sesukanya. Akan tetapi hal itu tidak pernah terjadi.

Tiga tahun berlalu, ALLooh pun mengirimkan rayap untuk memakan surat pernyataan yang mereka gantungkan di atap Ka’bah. Semua kalimat yang tertulis di dalam surat tersebut dimakan rayap, kecuali kalimat, “BismikaLLoohumma (Dengan nama-Mu duhai ALLooh)”. ALLooh menyampaikan hal ini kepada RosuuluLLooh SAW dan beliau SAW memberitahukannya kepada paman beliau Abu Tholib. “Demi ALLooh, keponakanku tidak pernah berdusta kepadaku.” Ujar Abu Tholib sembari berjalan mendatangi pemuka-pemuka Quroisy. Abu Tholib menceritakan kepada mereka bahwa surat pernyataan mereka telah dimakan rayap dan yang tersisa hanyalah nama ALLooh. Mereka pun segera menurunkan surat tersebut, dan ternyata memang demikian. Mereka merasa sangat malu. Abu Tholib berkata kepada mereka, “Duhai orang-orang Quroisy, mengapa kalian memboikot dan mengucilkan kami, padahal sudah sangat jelas bahwa kalianlah yang berbuat dzholim, memutuskan silaturrohim dan berbuat jahat.” Pada saat itulah Abu Tholib melantunkan syair:
Bukankah kalian telah menyaksikan
bahwa surat pernyataan boikot dihancurkan
Dan semua tulisan yang tidak diridhoi ALLooh dihapuskan.”

Setelah menyaksikan kenyataan pahit ini, mereka pun menghentikan pemboikotan tersebut.

No comments:

Post a Comment