Thursday, 17 October 2019

Pertolongan Gaib di Perang Uhud


Image result for Pertolongan Gaib di Perang UhudSa’d bin Abi Waqqash dan Tholhah bin Ubaidillah memang dikenal  sebagai para pemanah ulung di Jazirah Arab. Mereka terus melepaskan anak panah, sehingga bisa menghalau orang-orang Musyrik agar menjauh dari RosuuluLLooh SAW. Beliau SAW membantu mengeluarkan anak panah dari tabungnya lalu diserahkan kepada Sa’d bin Abi Waqqash, seraya bersabda, “Panahlah terus demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu.”

Imam An-Nasa’I telah meriwayatkan dari Sayyidina Jabir tentang kisah orang-orang Musyrik yang mengepung RosuuluLLooh SAW. Sayyidina Jabir menuturkan, “Lalu orang-orang musyrik tahu posisi RosuuluLLooh SAW karena itu beliau bersabda, bagian siapakah orang-orang itu?”, “Bagianku,” jawab Tholhah.

Tholhah maju dan bertempur menghadapi sebelas orang hingga jari-jari tangannya terputus. Dia berkata, “rasakan kamu!”. RosuuluLLooh SAW menyahut, “Andaikan engkau berucap BismiLLaah, tentu para malaikat akan mengangkatmu dan orang-orang bisa melihatmu.” Kemudian ALLooh SWT membuat orang-orang musyrik itu mundur.

Disebutkan dalam riwayat Imam Hakim, bahwa dia mendapat tiga puluh sembilan atau tiga puluh lima luka pada perang Uhud dan jari-jari tangannya putus. Imam Bukhori meriwayatkan dari Sayyidina bin Abu Hazim, dia berkata, “Kulihat jari-jari tangan Tholhah terpotong, karena melindungi Nabi Muchammad SAW pada perang Uhud.”

Imam Tirmidzi meriwayatkan bahwa saat itu Nabi Muchammad SAW bersabda tentang diri Tholhah, “Barangsiapa ingin melihat orang mati syahid yang berjalan di muka bumi, hendaklah dia melihat Tholhah bin Ubaidillah.” Imam Abu Daawud Ath-Thoyasili meriwayatkan dari Siti Aisyah, dia berkata, “Jika Abu Bakar mengingat perang Uhud, maka dia berkata, hari itu semuanya milik Tholhah bin Ubaidillah, sudah selayaknya jika engkau mendapat surge dan duduk di atas Kristal-kristal mutiara yang indah.”

Pada saat yang kritis itu ALLooh SWT menurunkan pertolongan secara ghoib. Di dalam Ash-Shohihain dari Sa’d, dia berkata, “Kulihat RosuuluLLooh SAW pada saat perang Uhud bersama dua orang yang bertempur dengan gigih, mengenakan pakaian berwarna putih. Dua orang itu tidak pernah aku lihat sebelum maupun sesudah itu.” Dalam suatu riwayat disebutkan, bahwa dua orang itu adalah malaikat Jibril dan Mikail.

Berkumpul di Sekitar RosuuluLLooh
Semua peristiwa ini berjalan dengan cepat. Orang-orang Muslim pilihan yang bertempur di front terdepan hampir tidak tahu-menahu perkembangan situasi demi situasi. Saat terdengar suara RosuuluLLooh SAW, mereka segera menghampiri beliau.  Namun saat mereka tiba, beliau sudah mendapatkan luka-luka tersebut. Enam orang Anshor sudah terbunuh, orang yang ketujuh sudah tidak mampu berbuat apa-apa karena banyaknya luka dan Sa’d serta Tholhah bertempur mati-matian. Setelah tiba, mereka berdiri di sekitar beliau menjadikan badan dan senjata mereka sebagai pagar. Dengan begitu mereka bisa melindungi beliau dari serbuan musuh dan bisa membalas serangan mereka. Orang yang pertama kali di dekat beliau adalah Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Siti Aisyah, dia berkata, “Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata, pada waktu perang Uhud semua orang hendak menghampiri RosuuluLLooh SAW. Aku adalah orang yang pertama kali menghampiri beliau. Kulihat di hadapan beliau ada seseorang yang bertempur menjaga dan melindungi beliau. Aku berkata, panahlah wahai Tholhah, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu. Aku tidak begitu bisa melihat sosok Abu Ubaidah, karena dia bertempur seperti seekor burung, hingga akhirnya aku bisa mendekatinya. Lalu kami bersama-sama mendekati Nabi Muchammad SAW, yang ternyata saat itu Tholhah sudah tersungkur di tanah hadapan beliau. Beliau bersabda, biarkan saja saudaramu, toh dia sudah berada di surge. Saat itu beliau terkena lemparan anak panah pada bagian tulang pipinya hingga melepaskan dua keping lingkaran topi besinya yang ada di bagian itu. Aku mendekati beliau untuk melepas dua keping rantai topi besi di kepala beliau. Abu Ubaidah berkata demi ALLooh, aku memohon kepadamu wahai Abu Bakar, biarlah kutangani sendiri.”

Lalu kami menghampiri Tholhah untuk mengurusinya. Ternyata dia mendapat luka lebih dari sepuluh luka.

Tak seberapa lama setelah melewati saat-saat yang kritis ini, ada beberapa sahabat yang sudah berhimpun di sekitar beliau, seperti Abu Dujanah, Mush’ab bin Umair, Ali bin Abi Tholib, Sahl bin Hanif, Malik bin Sinan, ayah Abu Sa’id Al-Khudri, Ummu Ammarah Nasibah binti Ka’b Al-Maziniyyah, Qotadah bin An-Nu’man, Umar bin Al Khoththob, Hathib bin Abu Balta’ah, dan Abu Tholhah.




No comments:

Post a Comment