![Image result for Pertolongan Gaib di Perang Uhud](https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2016/06/21/722099/670x335/keajaiban-di-perang-badar-ranting-kayu-berubah-jadi-pedang-panjang.jpg)
Imam An-Nasa’I telah meriwayatkan
dari Sayyidina Jabir tentang kisah orang-orang Musyrik yang mengepung
RosuuluLLooh SAW. Sayyidina Jabir menuturkan, “Lalu orang-orang musyrik tahu
posisi RosuuluLLooh SAW karena itu beliau bersabda, bagian siapakah orang-orang
itu?”, “Bagianku,” jawab Tholhah.
Tholhah maju dan bertempur
menghadapi sebelas orang hingga jari-jari tangannya terputus. Dia berkata,
“rasakan kamu!”. RosuuluLLooh SAW menyahut, “Andaikan engkau berucap
BismiLLaah, tentu para malaikat akan mengangkatmu dan orang-orang bisa
melihatmu.” Kemudian ALLooh SWT membuat orang-orang musyrik itu mundur.
Disebutkan dalam riwayat Imam
Hakim, bahwa dia mendapat tiga puluh sembilan atau tiga puluh lima luka pada
perang Uhud dan jari-jari tangannya putus. Imam Bukhori meriwayatkan dari
Sayyidina bin Abu Hazim, dia berkata, “Kulihat jari-jari tangan Tholhah
terpotong, karena melindungi Nabi Muchammad SAW pada perang Uhud.”
Imam Tirmidzi meriwayatkan bahwa
saat itu Nabi Muchammad SAW bersabda tentang diri Tholhah, “Barangsiapa ingin
melihat orang mati syahid yang berjalan di muka bumi, hendaklah dia melihat
Tholhah bin Ubaidillah.” Imam Abu Daawud Ath-Thoyasili meriwayatkan dari Siti
Aisyah, dia berkata, “Jika Abu Bakar mengingat perang Uhud, maka dia berkata,
hari itu semuanya milik Tholhah bin Ubaidillah, sudah selayaknya jika engkau
mendapat surge dan duduk di atas Kristal-kristal mutiara yang indah.”
Pada saat yang kritis itu ALLooh
SWT menurunkan pertolongan secara ghoib. Di dalam Ash-Shohihain dari Sa’d, dia
berkata, “Kulihat RosuuluLLooh SAW pada saat perang Uhud bersama dua orang yang
bertempur dengan gigih, mengenakan pakaian berwarna putih. Dua orang itu tidak
pernah aku lihat sebelum maupun sesudah itu.” Dalam suatu riwayat disebutkan,
bahwa dua orang itu adalah malaikat Jibril dan Mikail.
Berkumpul di Sekitar RosuuluLLooh
Semua peristiwa ini berjalan
dengan cepat. Orang-orang Muslim pilihan yang bertempur di front terdepan
hampir tidak tahu-menahu perkembangan situasi demi situasi. Saat terdengar
suara RosuuluLLooh SAW, mereka segera menghampiri beliau. Namun saat mereka tiba, beliau sudah
mendapatkan luka-luka tersebut. Enam orang Anshor sudah terbunuh, orang yang
ketujuh sudah tidak mampu berbuat apa-apa karena banyaknya luka dan Sa’d serta
Tholhah bertempur mati-matian. Setelah tiba, mereka berdiri di sekitar beliau
menjadikan badan dan senjata mereka sebagai pagar. Dengan begitu mereka bisa
melindungi beliau dari serbuan musuh dan bisa membalas serangan mereka. Orang
yang pertama kali di dekat beliau adalah Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Imam Ibnu Hibban meriwayatkan
dari Siti Aisyah, dia berkata, “Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata, pada waktu
perang Uhud semua orang hendak menghampiri RosuuluLLooh SAW. Aku adalah orang
yang pertama kali menghampiri beliau. Kulihat di hadapan beliau ada seseorang yang
bertempur menjaga dan melindungi beliau. Aku berkata, panahlah wahai Tholhah,
ayah dan ibuku sebagai tebusanmu. Aku tidak begitu bisa melihat sosok Abu
Ubaidah, karena dia bertempur seperti seekor burung, hingga akhirnya aku bisa
mendekatinya. Lalu kami bersama-sama mendekati Nabi Muchammad SAW, yang
ternyata saat itu Tholhah sudah tersungkur di tanah hadapan beliau. Beliau
bersabda, biarkan saja saudaramu, toh dia sudah berada di surge. Saat itu
beliau terkena lemparan anak panah pada bagian tulang pipinya hingga melepaskan
dua keping lingkaran topi besinya yang ada di bagian itu. Aku mendekati beliau
untuk melepas dua keping rantai topi besi di kepala beliau. Abu Ubaidah berkata
demi ALLooh, aku memohon kepadamu wahai Abu Bakar, biarlah kutangani sendiri.”
Lalu kami menghampiri Tholhah
untuk mengurusinya. Ternyata dia mendapat luka lebih dari sepuluh luka.
Tak seberapa lama setelah
melewati saat-saat yang kritis ini, ada beberapa sahabat yang sudah berhimpun
di sekitar beliau, seperti Abu Dujanah, Mush’ab bin Umair, Ali bin Abi Tholib,
Sahl bin Hanif, Malik bin Sinan, ayah Abu Sa’id Al-Khudri, Ummu Ammarah Nasibah
binti Ka’b Al-Maziniyyah, Qotadah bin An-Nu’man, Umar bin Al Khoththob, Hathib
bin Abu Balta’ah, dan Abu Tholhah.
No comments:
Post a Comment