Friday, 13 March 2020

Watsilah ibn Al-Asqa


Perawi Hadits Tentang Nasab Nabi

Watsilah ibn Al-Asqa adalah seorang sahabat Nabi dari suku Kinanah, keturunan Bani Laitsi. Ayahnya bernama Al-Asqa ibn Abdul Uzza. Ia memiliki beberapa nama panggilan seperti Abu Al-Asqa, Abu Syaddad, atau Abu Qirshofah.

Image result for sahabat Watsilah bin Al-AsqaWatsilah ibn Al-Asqa termasuk golongan ahlussufah, orang sepenuhnya menyerahkan dirinya untuk  beribadah kepada ALLooh SWT dan menjalani kehidupan yang sangat sederhana. Ibnu Al-Atsir menuturkan bahwa Watsilah ibn Al-Asqa membaktikan dirinya untuk melayani Nabi Muchammad SAW selama tiga tahun. Ia masuk Islam saat Nabi SAW hendak berangkat menuju Tabuk. Ia juga termasuk di antara perawi hadits Nabi Muchammad SAW.

Dalam kitab Shohih, Imam Muslim mencatat sebuah riwayat tentang keutamaan Nabi Muchammad SAW. Ia meriwayatkan dari Al-Walid ibn Muslim dari Al-Auza’i dari Abu Amar dan Syaddad dari Watsilah ibn Al-Asqa bahwa RosuuluLLooh SAW bersabda, “Sungguh ALLooh telah menurunkan Kinanah dari anak keturunan Ismail, melahirkan Suku Quroisy dari Suku Bangsa Kinanah, melahirkan Bani Hasyim dari tengah-tengah Suku Quroisy melahirkanku dari tengah-tengah Bani Hasyim.”

LANGSUNG BERPERANG
Ibnu Al-Atsir menuturkan diri Al-Waqidi bahwa Watsilah ibn Al-Asqa tinggal di pinggiran Madinah sampai ia mendatangi Nabi Muchammad SAW lalu menunaikan sholat shubuh bersama Beliau. Seperti biasa, usai sholat shubuh RosuuluLLooh SAW menengok ke belakang dan memperhatikan para sahabatnya. Pandangan Beliau tertuju kepada Watsilah ibn Al-Asqa, dan Beliau bertanya, “Apa yang membawamu datang ke sini?”

Ia menjawab, “Aku ingin berbaiat.” Atas dasar sesuatu yang kau suka dan yang tidak kau suka?”, “Benar”, “Apakah benar engkau sanggup melakukan apa pun yang kau mampu?”, “Ya, aku sanggup.”

Pada saat itu RosuuluLLooh SAW sedang bersiap-siap untuk berangkat ke Tabuk, sementara Watsilah tidak mempunyai apa pun untuk dibawa berperang. Maka ia berteriak, “Siapakah yang siap menjamin kebutuhanku dan memberikan busur serta anak panahnya?”, “Ka’ab ibn Ujro menjawab, “Aku yang akan menanggungmu dan membawamu nanti malam. Apapun yang kubawa adalah juga milikmu, panahku adalah panahmu”. Watsilah berkata, “Baiklah.” Watsilah melanjutkan, “Semoga ALLooh SWT membalasnya dengan kebaikan. Ia mau membawaku dan memberiku perbekalan. Aku makan bersamanya dan ia telah mengangkat derajatku.”

Ketika RosuuluLLooh SAW mengutus Kholid bin Walid ke Ukaidar Al-Kindi di Daumatul Jandal, Ka’b dan Watsilah ikut serta dalam pasukan tersebut. Pada peperangan itu Watsilah mendapatkan enam ekor unta. Ketika bertemu dengan Ka’b ibn Ujroh, Watsilah berkata, “Keluarlah dan lihatlah unta-unta milikmu!”

Ka’b menjawab sambil tersenyum, “Semoga ALLooh memberkatimu! Aku membawamu bukan berarti aku ingin mengambil milikmu.”

Setelah itu, Watsilah menetap di Bashroh dan membuat sebuah rumah. Lalu dia pindah ke Syam di kampong Balath yang berjarak tiga farsakh dari kota Damaskus. Ia ikut dalam peperangan untuk menaklukkan Damaskus dan berbagai peperangan yang lain, termasuk peperangan di Homs. Kemudian ia pindah ke Palestina dan menetap di Al-Quds. Ada juga yang mengatakan bahwa dia tinggal di Bayt Jabarin.

KELUARGA NABI
Al Muhib Ath-Thobari meriwayatkan bahwa Watsilah ibn Al-Asqa berkata, “Aku pernah menanyakan Ali di rumahnya, lantas dijawab ia pergi menemui RosuuluLLooh SAW. Tak lama kemudian Ali datang bersama RosuuluLLooh SAW. Beliau memasuki sebuah rumah (rumah Ummu Salamah) diikuti oleh Ali. Beliau duduk di atas tikar, lalu meminta Fatimah duduk di sebelah kanannya dan Ali di sebelah kirinya, sedangkan Hasan dan Husein di kedua sisi Beliau. Kemudian Beliau membacakan firman ALLooh SWT: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang jahiliyyah dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatilah ALLooh dan Rosul-Nya. Sesungguhnya ALLooh bermaksud hendak menghilangkan dosa darimu, hai ahlul bait dan membersihkanmu dengan sebersih-bersihnya.”  [QS. Al-Ahzab: 33]

Lalu berdoa, “Yaa ALLooh mereka adalah keluargaku.” Watsilah ibn Al-Asqa berkata, “Sementara aku wahi RosuuluLLooh, apakah termasuk keluargamu?” Beliau menjawab, “Engkau juga termasuk keluargaku.” Watsilah ibn Al-Asqa berkata, “Pengakuan Beliau itulah yang selama ini sangat kuharapkan.”

Abu Hatim dan Ahmad dalam Al-Musnad menyebutkan riwayat ini. Ketika ditanya, “Apa yang dimaksud dengan Al-Rijsu?” Watsilah ibn Al-Asqa menjawab, “Ragu terhadap ALLooh.” Ia juga menuturkan bahwa pertemuan itu terjadi di rumah Ummu Salamah.

Imam Ahmad mencatat sebuah riwayat yang redaksinya dari Watsilah ibn Al-Asqa, bahwa RosuuluLLooh SAW menambahkan pada bagian akhir doanya, “Yaa ALLooh mereka adalah keluargaku. Dan keluargaku lebih berhak.”

Watsilah ibn Al-Asqa benar-benar mendapatkan kebahagiaan yang tak terkira. Abu Mushar mengatakan bahwa Watsilah ibn Al-Asqa wafat dalam usia 98 tahun, sedangkan Said ibn Kholid mengatakan bahwa ia wafat dalam usia 105 tahun di Damaskus atau di Baitul Maqdis, Palestina. Semoga ALLooh merohmatinya.

1 comment:

  1. Tulisannya cukup bagus, tapi Mungkin bisa di kasih tahu buku atau kitab referensi penulisan.
    Terimakasih

    ReplyDelete