Dalam kehidupan ini, banyak
manusia yang merasa hidupnya terasa berat. Hati dan pikirannya selalu gelisah,
meskipun materinya sudah melimpah. Lalu mengapa hidup di dunia ini terasa
berat? Hidup akan terasa berat karena beberapa hal. Pertama, jika cita-cita
hidupnya hanya bersifat duniawi. Maka, siapa saja yang cita-citanya harta,
jabatan, popularitas, penghargaan, pujian dan sanjungan dari orang lain maka
bersiap-siaplah untuk hidup sengsara. Dia akan terus dihantui
keinginan-keinginan tersebut. Padahal ketika cita-cita duniawi itu sudah ia
raih, ia pun tidak merasa bahagia. Sebab, dunia ini disetting oleh ALLooh SWT
bukan untuk memberikan kebahagiaan hakiki. Ini hanyalah kesenangan-kesenangan
itu akan ditinggalkan.
Jadi kalau cita-citanya hanya
kesenangan duniawi, maka siap-siaplah untuk merasakan beratnya hidup.
Sebaliknya, orang yang tujuannya akhirat, maka ia akan merasakan ketenangan.
Semua dia arahkan untuk kebahagiaan di akhirat. Ketika mendapat ujian ia akan
bersabar. Saat diuji sakit, dia kebayang dosa-dosanya sedang diampuni atau
digugurkan oleh ALLooh SWT, sehingga musibah itu tidak menjadikannya susah dan
berat. Sedangkan pada saat mendapat nikmat, ia akan bersyukur. Ia gunakan semua
nikmat itu untuk menjadi sarana kebaikan akhirat. Semua ini akan menjadikan
hidupnya ringan. Termasuk dalam berdoa kita sebaiknya fokus dengan urusan
akhirat. Kita mohon diampuni oleh ALLooh SWT. Meskipun kita tidak dilarang
untuk memohon urusan dunia.
Kedua, hidup akan terasa berat
karena bersandarnya kepada selain ALLooh SWT. Semakin seseorang bersandar kepada
selain ALLooh, maka jiwanya akan semakin tertekan dan tentu akan gelisah.
Seorang istri yang bersandar pada suami, tidak bisa bahagia, hidupnya akan
berat.
Seorang pegawai yang bersandar
pada atasan juga tidak akan tenang. Yang bersandar pada dolar, ia juga tidak
akan bahagia. Dolar naik, dia bingung. Kalau masih pada bingung, maka semuanya
akan sengsara.
Ketiga, hidup terasa berat karena
jauh dari pertolongan ALLooh. Kalau ALLooh SWT menolong, maka tidak ada yang
berat. Tidak ada kesusahan. Kita harus menjadi orang yang layak untuk selalu
ditolong oleh ALLooh. Maka, kita harus menjadi hamba-hamba yang taat dan yakin
dengan pertolongan ALLooh. Tidak ada yang bisa menolak musibah, dan tidak ada
yang bisa mendatangkan kebaikan, kecuali dengan pertolongan ALLooh (Laa chaula
walaa quwwata illaa biLLaah).
Mulut boleh saja minta tolong
pada orang lain, namun hati pantang. Kita harus tetap menggantungkan
pertolongan kepada ALLooh. Karena tidak ada yang bisa menggerakan orang untuk
menolong kita kecuali ALLooh. Naik pesawat misalnya, jangan bergantung pada
pilot. Pilot juga tidak bisa menjamin keselamatan kita. Bergantung saja kepada
ALLooh. ALLooh-lah Yang Maha Segala-galanya.
No comments:
Post a Comment