Friday, 31 January 2020

BERKAT YOUTUBE AKU BERSUJUD


“Teman-temanku menunjukkan tayangan kuliah di YouTube. Aku pun lalu melihat dan mencari tahu segala hal tentang Islam,” ungkap Nicole Queen mengawali kisahnya.

Ia melanjutkan, “Dari situ, justru aku ketagihan untuk terus menonton. Aku terus di depan computer menontonnya hingga jam lima pagi,” tutur Nicole Queen, mualaf asal Dallas, Amerika Serikat

Image result for nicole queen mualaf amerikaNicole Queen tak pernah menyangka, berkat tayangan sederhana di YouTube itu akan membawanya pada pintu hidayah, memeluk agama Islam.

Sudah hampir enam tahun Nicole menjalani hidup sebagai sosok baru, seorang Muslimah. Sebelumnya, ia adalah seorang anak baptis dan tumbuh besar dalam agama Kristen baptis.

Ia pun seorang yang taat dalam memeluk agamanya itu. “Agama pembaptis itu baik, saya pergi ke gereja dan saya selalu mengikuti tuntunan agama,” tuturnya.

Meski taat beragama, Nicole mengakui kehidupannya tak jauh berbeda dengan muda-mudi Amerika kebanyakan. Ia biasa menenggak minuman beralkohol, ke diskotik, dan hal-hal lain yang biasa dilakukan anak muda Amerika.

Terlebih, profesinya menuntut dia untuk sering pergi ke tempat-tempat hiburan malam. Ia adalah fotografer di sebuah klub malam.

Hingga suatu hari, banyak pertanyaan menghantuinya. Ia yang rutin beribadah mulai mempertanyakan hakikat ibadah. Ia mulai mempertanyakan tujuan hidup dan kehidupan mendatang. Apakah surga itu benar-benar ada? Apakah neraka memang benar adanya?

Jika benar, lalu apa yang akan terjadi? Apa yang akan dikatakan kepada Tuhan saat bertemu dengan-Nya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus saja mengharu biru benak Nicole.

Berawal dari pertanyaan-pertanyaan itu, ia merasa harus ada yang berubah dalam hidupnya. Ia merasa membutuhkan sesuatu untuk perubahan itu.

Hanya saja, ia tak tahu apa yang ia butuhkan. Ia pun mencurahkan kegelisahan hatinya pada teman-temannya. Dari sinilah, Nicole mulai membuka video-video dalam YouTube.

Mulailah ia menonton tayangan tentang kisah para mualaf Amerika dalam menemukan hidayah Islam. Nicole merasa, apa yang mereka rasa dan alami amat mirip dengan kehidupannya.

“Jadi, aku merasa seperti berhubungan dengan mereka. Mereka menghadapi tantangan dan menemukan jawaban atas apa yang mereka cari. Dan, itulah yang aku inginkan. Aku ingin jawaban.”

Berkeinginan mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya, Nicole pun terus menonton tayangan YouTube. Ia bahkan tak merasakan kantuk karena begitu antusias.

Tak terasa, ia menontonnya semalam suntuk hingga pukul lima pagi. “Aku menjadi kecanduan. Tapi, hal itu karena aku ingin jawaban. Aku tidak ingin seseorang memberi tahu apa yang seharusnya aku yakini. Aku hanya ingin tahu mengapa,” tuturnya.

Berkat tayangan YouTube tersebut, Nicole mulai tertarik pada Islam. Namun kemudian, ia memutuskan pergi ke masjid untuk mendapatkan apa yang ia cari.

Beberapa buku dan literature Islam pun ia dapatkan dari sana. Ia tekun mempelajarinya hingga sampailah ia pada keputusan mahapenting, yakni bersyahadat. Tak banyak keraguan melandanya. Ia pun mantap untuk memeluk Islam. Ia bersyahadat di masjid tersebut.

Setelah memeluk Islam, Nicole benar-benar mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Ia tinggalkan segala kegiatannya dengan teman-teman. Ia pun meninggalkan pekerjaannya sebagai fotografer di klub malam. Gaya busananya ia ganti menjadi busana Muslimah.

Ketika aku mengucap syahadat, aku tak pernah melihat lagi ke belakang. Aku mengubah segala hal dalam hidupku, baik teman, pakaian, pekerjaan, semuanya,” ujarnya.

Aku segera berubah dan itu tidak sulit karena aku tahu itu semua adalah hal benar untuk dilakukan. Aku bersyukur kepada ALLooh karena berislam,” kisah Nicole dengan wajah berseri.

Segala perubahan itu diketahui sang ibu. Awalnya, Nicole dianggap tak serius dengan pilihannya berislam. Namun, ketika melihat putrinya berhijab dan meninggalkan segala hal haram, sang ibu mulai sadar bahwa Nicole serius.

Namun, hal itu tak mengundang masalah. Sebab, sang ibu melihat perubahan positif pada putrinya sehingga ia tak melarangnya.

Dia melihat hidupku berubah, aku berpakaian berbeda, meninggalkan hal haram, dan dia menyadari bahwa aku lebih dekat pada ALLooh SWT, itu membuatnya bahagia.”

Setelah menjadi muslimah, Nicole kemudian membuat blog pribadi yang mengisahkan perjalanannya menuju Islam. Di blog itu, ia juga mengisahkan perubahan hidupnya setelah bersyahadat.

Tak sedikit teman-temannya yang membaca blog itu. Tak sedikit dari mereka yang mengaku terpesona dengan jalan Islam yang dipilih Nicole.

“Ketika aku menulis tentang kehidupan baruku, mereka merasa, ‘wow, dia terus bergerak mengubah hidupnya, tapi kami masih melakukan hal yang sama.’ Jadi, teman-temanku pun mengerti mereka menghormati keputusan yang aku buat.”

Nicole begitu apik mengisahkan perjalanan hidayahnya di blog itu, termasuk perubah hidupnya yang menjadi amat baik setelah berislam.

Banyak gadis yang biasa melakukan kebiasaan buruk sepertiku dulu, kemudian mereka membaca blogku dan mereka berkomentar bahwa mereka menangis saat membacanya. Mereka bilang, tulisanku menyentuh hati mereka dan membuat mereka berpikir untuk melakukan perubahan juga,” tutur Nicole bahagia.

Selain aktivitas menyenangkan menulis blog, diakui Nicole, ada hal tak mengenakkan yang ia rasakan setelah menjadi mualaf. Ia yang begitu bahagia setelah berislam, menghadapi kenyataan bahwa jilbab yang ia kenakan menghambatnya mendapat pekerjaan.

Hanya karena berjilbab, ia banyak menumbuk kegagalan dalam wawancara pekerjaan. Namun, pantang baginya untuk bersedih dan putus asa. Ia tetap optimistis pada kemampuannya.

Selain masalah pekerjaan, ia pun sering kali ditegur orang saat jalan-jalan di keramaian. Dengan wajah khas Amerika, Nicole yang berjilbab membuat banyak orang terkejut.

Mereka heran karena aku seorang Amerika. Jika mereka bertanya, aku pun akan memberi tahu alasanku menjadi Muslim. Dan, itu membuat mereka bergumam ‘wow!’,” Nicole pun menutup kisahnya yang dapat disaksikan di YouTube.



Saturday, 25 January 2020

Thowus Bin Kaisan, Tabi’in Senior dari Yaman


Image result for Thawus Bin Kaisan, Tabi'in Senior dari YamanBeliau adalah Abu Abdurrahman Thowus Bin Kaisan al-Yamani al-Himyari maula Bakhir bin Kuroisan al-Himyari, termasuk anak keturunan bangsa Persia, sedang ayah beliau dari Qosith. Beliau termasuk kibar at-tabi’in (tabi’in senior), sangat dikenal dalam memberi wasiat dan nasihat , dan tidak gentar dalam meluruskan setiap kesalahan. Sebab itu, beliau banyak disegani oleh setiap kaum muslimin sampai para raja dan kholifah kaum muslimin.

Ada yang berkata bahwa nama asli beliau adalah Dzakwan, sedang Thowus adalah nama julukan. Diriwayatkan dari Yahya bin Ma’in ia  berkata, “Beliau dijuluki Thowus (burung merak) karena beliau banyak menimba ilmu (berkeliling) kepada para qurro (ahli qiroah).” Beliau lahir di zaman para sahabat, sehingga beliau banyak berjumpa dan menimba ilmu dari sahabat RosuuluLLooh SAW, di antaranya adalah Jabir bin Abdillah, Abdullah bin Abbas, Mu’adz bin Jabal, Abdullah bin Umar, Abu Huroiroh Ranhum, dan para sahabat senior lainnya. Bahkan beliau juga menimba ilmu kepada Ummul Mukminin Siti Aisyah Ranha.

Demikian banyak ilmu dan pemahaman yang beliau dapatkan dari para pendahulunya itu, beliau ajarkan kepada orang-orang yang setelahnya, karena merekalah para penerus dakwah. Sebut saja di antara murid-murid beliau yang ternama seperti Wahb bin Munabbih, Atho’ bin Abi Robah, Amr bin Dinar, Mujahid Laits bin Abi Salim -RochimahuLLooh-, dan yang lainnya. Adz-Dzahabi berkata, “Aku berpendapat bahwa beliau dilahirkan pada masa kholifah Utsman RA atau sebelum itu.” Diriwayatkan dari Abu Malik bin Maisaroh dari Thowus ia mengatakan, “Sungguh aku bertemu dengan 50 orang sahabat-sahabat RosuuluLLooh SAW.”

Pujian Ulama Kepada Beliau
Beliau memiliki bagian yang banyak dalam hal mengambil ilmu dan mengajarkan kepada ummat, yang dengan itulah nama beliau tidak asing bagi para penuntut ilmu. Ibnu Hibban berkata, “Thowus adalah ahli ibadah penduduk Yaman, ahli fiqih mereka, dan beliau termasuk salah satu pembesar tabi’in.” Hubaib bin Asy-Syahid berkata, “Aku berada di sisi Amr bin Dinar lalu disebutlah perihal Thowus, lalu ia (Amr bin Dinar) mengatakan, ‘Aku tidak melihat seorang pun semisal Thowus’.”

Dari Utsman bin Sa’id, ia berkata, “Aku berkata kepada Yahya bin Ma’in, ‘Apakah Thowus yang lebih engkau cintai atau Sa’id bin Zubair?’ Beliau menjawab, “Ia adalah seorang yang tsiqoh yang tidak diperbandingkan.” Atho bin Abi Robah meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas RA bahwa beliau mengatakan, “Sungguh aku menyangka bahwa Thowus adalah termasuk penduduk surga.”

Potret Kepribadian Beliau
Di antara beberapa nukilan dari para ulam kita tentang kesungguhan beliau dalam ibadah dan menghambakan diri di hadapan ALLooh SWT di antaranya : Abdurrahman bin Abi Bakr al-Makki berkata, “Aku melihat Thowus dan di antara kedua mata beliau tampak bekas sujud.” Dari Ibnu Syu’dzib ia berkata, “Aku menyaksikan jenazah Thowus di Mekah pada tahun 150 H, manusia menyebut-nyebut dan memuji beliau. Semoga ALLooh SWT merohmati Abu Abdirrahman, ia telah berhaji sebanyak 40 kali.”

Dari Daawud bin Ibrohim, ia menceritakan bahwa suatu hari seekor singa menghalangi jalan kaum muslimin. Orang-orang melakukan ronda di malam tersebut, di waktu sahur singa tersebut baru pergi meninggalkan tempat tersebut, maka semua orang -baik di kanan maupun di kiri- merebahkan tubuh-tubuh mereka dan tidur. Maka berdirilah Thowus untuk qiyaamul lail (sholat malam), hingga ada seorang yang menegur beliau, “Apakah engkau tidak tidur, bukankah engkau semalaman berjaga malam?” Thowus mengatakan, “Akankah seorang muslim tidur di waktu sahur seperti ini dan tidak ibadah kepada ALLooh SWT.”

Dalam Zuhud
Abu Ashim An-Nabil berkata, “Telah datang putra mahkota, yaitu putra dari Sulaiman bin Abdul Malik. Ia datang dan duduk di dekat Thowus, namun beliau tidak menoleh kepadanya sedikit pun. Lalu seseorang menegur beliau, “Putra dari Amirul Mukminin telah datang di sisimu, tetapi mengapa engkau tidak mau menoleh kepadanya....?!” Beliau menjawab, “Aku ingin mengajarkan bahwa hendaknya seorang hamba bersikap zuhud dari apa yang ada di hadapannya.”

Dari Abdullah bin Bisyr, ia menceritakan bahwa Thowus al-Yamani memiliki dua jalan untuk menuju masjid, satu jalan melewati pasar dan ada satu jalan yang lain. Sehari ini beliau lewat jalan ini, dan jalan yang lain pada hari berikutnya, apabila beliau memilih jalan yang melewati pasar hingga melihat kepala orang-orang yang tenggelam daalam dunia dan kehinaan, maka beliau tidak bisa tidur di malam harinya.

Dari Ibnu Thowus, ia berkata, “Aku mengatakan kepada ayahku (Thowus) bahwa aku hendak menikahi gadis, lalu beliau mengatakan, ‘Kalau begitu pergilah untuk nazhar, aku memakai pakainku yang terbaik, aku berkeramas, dan berdandan sangat rapi, setelah beliau melihat kondisiku seperti itu tiba-tiba beliau mengatakan,’Duduklah dan jangan engkau pergi.”


Dalam Waro’
Beliau adalah seorang yang waro’ dalam berfatwa, tidak asal menjawab pertanyaan  yang diajukan kepada beliau. Beliau senantiasa berhati-hati, karena khawatir apa yang beliau fatwakan ternyata tidak sejalan dengan apa yang dikehendaki ALLooh SWT. Dari Ayyub ia berkata, “Ada seorang yang hendak bertanya tentang sesuatu masalah kepada Thowus, lalu beliau mencelanya (karena banyak bertanya pen.) seraya mengatakan, ‘Sungguh ia hendak menjadikan di leherku tali yang aku diputar dengannya’.” Karena kehati-hatian beliau, dan takut jawabannya itu dipertanggungjawabkan di sisi ALLooh kelak.

AL Hafizh berkata, “Amr bin Dinar telah mengatakan, ‘Sungguh aku tidak melihat seseorang yang lebih waro’ dan menjaga diri dari sesuatu yang ada di tangan manusia, daripada Thowus’.” Ibnu Abi Sufyan berkata, “Saya tidak melihat seorang berilmu yang lebih banyak mengucapkan kalimat ‘Aku tidak tahu masalah tersebut’, kecuali Thowus.” Ibnu Uyainah berkata, “Orang-orang yang selalu menjauhi kepemimpinan ada tiga: Abu Dzar di zamannya, Thowus di zamannya, dan Sufyan Ats-Tsauri di zaman beliau.”

Beliau meninggal dunia pada tahun 100 H. Semoga ALLooh SWT merohmati Thowus bin Kaisan dan menempatkan beliau di tempat yang tinggi dan mulia di sisi-Nya. Aamiiin...