Saturday, 30 November 2019

KEAJAIBAN MATA DAN TELINGA

ALLooh SWT telah menganugerahkan nikmat kepada kita panca indera. Panca indera laksana sebuah jendela alamiah dan sangat penting untuk mempelajari, mengetahui, dan menjelaskan dan berinteraksi dengan dunia luar.

Image result for KEAJAIBAN MATA DAN TELINGADan sangat profesional penciptaan dan fungsinya. ALLooh SWT berfirman: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk.” [QS. At-Tin: 4] Panca indera sebagai alat bantu bagi manusia dalam mengetahui tujuan dari keberadaannya di atas bumi serta menjalankan tugas utamanya untuk beribadah. Dalam hal ini ALLooh SWT berfirman: “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah (menyembah)-Ku.” [QS. Adz-Dzariyaat: 56]

Apa alat indera tersebut? Bagaimana cara kerjanya? Bagaimana kita bisa meraih kebahagian dengannya? Bagaimana tanggung jawab kami atas anugerah panca indera tersebut kepada ajaran syariat agama Islam yang lurus ini?

Panca indera saling bekerja sehingga ia menerima dari luar berupa visual, pengetahuan, rangsangan, motivasi, sentuhan, rasa dan lain-lain. Kemudian mengirim isyarat tersebut ke dalam jaringan syaraf dan otak. Otak kemudian merespon isyarat tersebut bersama dengan bagian anggota tubuh yang lain. Reaksinya bisa berbeda, wajar, dan khusus melalui jaringan yang ada dalam tubuh yang berujung pada mata.

Indera penglihatan bertugas untuk mendeskripsikan bentuk, ciptaan serta beberapa fungsi, kemudian dimulai transfer gambar visual tersebut ke otak. Maka otak melihatnya lalu kemudian mulailah bereaksi kesadaran, presepsi, perasaan, dan beberapa aspek yang lain dari bagian-bagian tubuh. Apabila baik maka balasannya pun baik, dan apabila buruk maka alasannya pun juga buruk.

Indera penglihat yang mampu membedakan antara beberapa warna dan berbagai macam bentuk serta beberapa ukuran, membedakan antara cahaya dan kegelapan. Dan mata mampu menyingkap sesuatu yang tidak bisa ungkapan dengan lisan. Mata mampu meluapkan air mata kesedihan, air mata penolakan, dan air mata kebahagiaan. Dan termasuk dari anugerah dan nikmat dari ALLooh SWT adalah mata sebagai sarana dan cara untuk membersihkan, melindungi dan menjaga terhadap bahaya yang bersifat alami dan kerusakan secara biologis.

Air mata yang rasanya asin dan kelembapannya mampu melindungi dari hewan yang ukurannya sangat kecil (mikroba). Dan gerakan bulu-bulu mata terjadi tanpa adanya kesadaran dan tanpa adanya proses berfikir. Hal ini disebabkan karena halusnya kornea mata dan sebagainya.

ALLooh SWT telah menganugerahkan kepada kita kemampuan untuk membedakan jenis-jenis suara (suara manusia, suara hewan, suara alam, suara mesin, suara pesawat terbang dan sebagainya).

Hal ini menunjukkan dan memberikan efek luar dari alat pendengaran kita yang indah: yakni telinga organ-organnya dan pusat pendengaran ada di dalam otak. Dan ketika terjadi dalam kehidupan sehari-hari, fisik kita ketika naik pesawat terbang atau naik turun dengan lift yang sangat cepat kita akan merasakan rangsangan di telinga. Hal ini disebabkan perubahan yang cepat pada tekanan udara dan tubuh kita mulai berusaha beradaptasi dan menyeimbangkan dengan kejadian hal ini. Sungguh indera penglihat dan pendengar itu termasuk dua nikmat yang sangat besar dari beberapa nikmat. Dan kita bisa merasakan besarnya nikmat ini kalau nikmat itu telah tiada. Meskipun demikian ALLooh SWT telah memberikan panca indera yang lain. Orang yang buta dan tuli tetao mampu menjalani kehidupan dalam kesehariannya tanpa adanya kedua intersebut. Semua merupakan anugerah dari ALLooh SWT. Sudahkah kita mensyukurinya.

Monday, 25 November 2019

KAROMAH

Kita sering mendengar istilah karomah, yaitu keajaiban yang diberikan oleh ALLooh SWT kepada hamba-hamba-Nya yang sholeh. Dalam Al-Qur’an dan hadits juga banyak dikisahkan peristiwa yang menunjukkan adanya keajaiban yang diberikan ALLooh kepada hamba-hamba-Nya. Diantaranya kisah tiga orang yang sholeh yang terjebak di dalam sebuah gua. Kisah ini disebutkan dalam hadits shoheh riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim.

Image result for KAROMAH
Dari Sayyidinaa AbduLLooh bin Umar Ranhuma, dia berkata: “Aku mendengar RosuuluLLooh SAW bersabda: “Ada tiga orang yang hidup sebelum kalian berangkat (ke suatu tempat) hingga mereka terpaksa harus menginap di sebuah gua, lalu memasukinya. Tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dari arah gunung lantas menutup rongga gua tersebut. Lalu mereka berkata: “Sesunguhnya yang dapat menyelamatkan kalian dari batu besar ini hanyalah dengan (cara) berdoa kepada ALLooh melalui perbuatan-perbuatan yang sholeh.” Maksudnya mereka memohon kepada ALLooh dengan menyebutkan perbuatan yang dianggap paling ikhlas diantara yang mereka lakukan.

Salah seorang diantara mereka berkata: “Ya ALLooh! Aku dulu mempunyai kedua orang tua yang sudah tua renta dan aku tidak berani memberikan jatah minum mereka kepada keluargaku (istri dan anak) dan harta milikku (budak dan pembantuku) sebelum memberikannya kepada kedua orangtuaku.

Pada suatu hari, aku mencari sesuatu di tempat yang jauh dan sepulang dari itu aku mendapatkan keduanya telah tertidur. Lantas aku memeras susu seukuran jatah minum keduanya, namun akupun mendapatkan keduanya tengah tertidur. Meskipun begitu, aku tidak berani memberikan jatah minum mereka tersebut kepada keluargaku (istri dan anak) dan budak/pembantuku. Akhirnya, aku tetap menunggu keduanya bangun. Sementara wadahnya (tempat minuman) masih berada di tanganku hingga fajar menyingsing. Barulah keduanya bangun, lalu meminum jatah untuk mereka. “Ya ALLooh! Jika apa yang telah aku lakukan tersebut semata-mata mengharap ridho-Mu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut sedikit merenggang namun mereka tidak dapat keluar (karena masih sempit)”.

Nabi SAW bersabda lagi: “Yang lainnya atau orang kedua berkata: “Ya ALLooh! Aku dulu mempunyai sepupu perempuan (anak perempuan paman). Dia termasuk orang yang amat aku kasihi, pernah aku menggodanya untuk berzina denganku tetapi dia menolak ajakanku hingga pada suatu tahun, dia mengalami masa paceklik, lalu mendatangiku dan aku memberinya 120 dinar dengan syarat dia membiarkan apa yang terjadi antaraku dan dirinya (maksudnya melakukan hubungan perzinaan) diapun setuju hingga ketika aku sudah menaklukkannya, dia berkata: “Tidak halal bagimu mencopot cincin ini kecuali dengan haknya”.  Aku merasa tidak tega untuk melakukannya. Akhirnya, aku berpaling darinya (tidak melanjutkan keinginan untuk menjamahnya) padahal dia adalah orang yang paling aku kasihi. Aku juga, telah membiarkan (tidak mempermasalahkan lagi) emas yang telah kuberikan kepadanya. Ya ALLooh! Jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharapkan ridho-Mu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut merenggang lagi namun mereka tetap tidak dapat keluar (karena masih sempit)”.

Nabi SAW bersabda lagi: “Kemudian orang ketigapun berkata: “Ya ALLooh! Aku telah mengupah beberapa orang pekerja, lalu aku berikan upah mereka, kecuali satu orang yang tidak mengambil haknya dan pergi entah kemana. Kemudian upahnya tersebut, aku investasikan sehingga menghasilkan harta yang banyak. Selang beberapa waktu, diapun datang sembari berkata: “Wahai AbduLLooh! Berikan upahku! Aku menjawab: “Onta, sapi, kambing dan budak, semua yang engkau lihat itu adalah upahmua”. Dia berkata: “Wahai AbduLLooh! Jangan mengejekku!’. Aku menjawab: “Sungguh, aku tidak mengejekmu’. Lalu dia mengambil semuanya dan memboyongnya sehingga tidak menyisakan suatupun. Ya ALLooh! Jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharapkan ridho-Mu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang menutup tempat kami berada. Batu besar tersebut merenggang lagi sehingga merekapun dapat keluar untuk melanjutkan perjalanan’. [HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim]

Monday, 18 November 2019

Goresan Sejarah Sang Penakluk


Sultan Muhammad Al-Fatih

Muhammad Al-Fatih adalah salah seorang raja atau sultan Kerajaan Utsmani yang paling terkenal. Ia merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Al Fatih adalah gelar yang diterimanya karena berhasil menaklukan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad.

Image result for Sultan Muhammad Al-FatihSultan Muhammad Al-Fatih memerintah selama 30 tahun. Selain menaklukan Bizantium, ia juga berhasil menyatukan wilayah-wilayah di Asia, menyatukan kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling penting adalah berhasil mengadaptasi manajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam Kerajaan Utsmani.

Muhammad Al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/ 30 Maret 1432 M di kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah. Sultan Murad II memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan anaknya. Perhatian tersebut terlihat dari  Muhammad kecil yang telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz, mempelajari hadits-hadits, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Selain itu, Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa, seperti : bahasa Arab, Persia, Latin dan Yunani. Tidak heran, pada usia 21 tahun Muhammad sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin dan Yunani. SubhanALLooh!!!

Walaupun usianya baru seumur jagung, sang ayah, Sultan Murad II, mengamati Sultan Muhammad memimpin suatu daerah dengan bimbingan para ulama. Hal itu dilakukan sang ayah agar anaknya cepat menyadari bahwa dia memiliki tanggung jawab yang besar di kemudian hari.

Menaklukan Bizantium
Sultan Muhammad II diangkat  menjadi Kholifah Utsmaniyah pada 5 Muharram 855 H bersamaan dengan 7 Februari 1451 M. Program besar yang langsung ia canangkan ketika menjabat sebagai khalifah adalah menaklukan Konstantinopel.

Langkah pertama yang Sultan Muhammad lakukan untuk mewujudkan cita-citanya adalah melakukan kebijakan militer dan politik luar negeri yang strategis. Ia memperbarui perjanjian dan kesepakatan yang telah terjalin dengan negara-negara tetangga dan sekutu-sekutu militernya. Pengaturan ulang perjanjian tersebut bertujuan menghilangkan pengaruh Kerajaan Bizantium Romawi di wilayah-wilayah tetangga Utsmaniah baik secara politis maupun militer.

Sultan Muhammad II menyiapkan lebih dari 4 juta prajurit yang akan mengepung Konstantinopel dari darat. Pada saat mengepung benteng Bizantium banyak pasukan Utsmani yang gugur karena kuatnya pertahanan benteng tersebut. Pengepungan yang berlangsung tidak kurang dari 50 hari itu, benar-benar menguji kesabaran pasukan Utsmani, menguras tenaga, pikiran, dan perbekalan mereka.

Sebelum musuh mencapai benteng mereka, Bizantium telah memagari laut mereka dengan rantai yang membentang di semenanjung Tanduk Emas. Tidak mungkin bisa menyentuh benteng Bizantium kecuali dengan melintasi rantai tersebut. Akhirnya Sultan Muhammad menemukan ide yang ia anggap merupakan satu-satunya cara agar bisa melewati pagar tersebut.

Sultan Muhammad menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal itu dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam.

Di pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad dan pasukannya menyeberangkan kapal-kapal mereka lewat jalur darat. 70 kapal laut diseberangkan lewat jalur darat yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar, menebangi pohon-pohonnya dan menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu kemustahilan menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi.

Tanduk Emas atau Golden Horn
Peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya diserang oleh orang-orang yang tidak takut akan kematian. Akhirnya Bizantium jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar itu mengakibatkan 265.000 pasukan ummat Islam gugur.

Pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan Muhammad berhasil memasuki kota Konstantinopel. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad Al-Fatih, penakluk Konstantinopel.

Saat memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad Al-Fatih turun dari kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur kepada ALLooh. Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi masjid. Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota, pusat pemerintah Kerajaan Utsmani. Kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang berarti negeri Islam, lalu akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.

Selain itu, Sultan Muhammad Al-Fatih memerintahkan untuk membangun masjid di makam sahabat yang mulia Abu Ayyub Al-Anshori RA, salah seorang sahabat nabi yang wafat saat menyerang Konstantinopel di zaman Kholifah Muawiyyah bin Abu Sufyan RA.

Setelah itu beberapa penaklukkan strategis dilakukan oleh Sultan Muhammad Al-Fatih. Ia membawa pasukannya menaklukkan Balkan, Yunani, Rumania, Albania, Asia Kecil dan lain-lain.

Selain terkenal sebagai jenderal perang dan berhasil memperluas kekuasaan Utsmani melebihi sultan-sultan lainnya, Muhammad Al-Fatih juga dikenal sebagai seorang penyair. Ia memiliki diwan, kumpulan syair yang ia buat sendiri.

Sultan Muhammad juga membangun lebih dari 300 Masjid, 57 sekolah dan 59 tempat pemandian di berbagai wilayah Utsmani. Peninggalannya yang paling terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami’ Abu Ayyub Al Anshori.

Wafatnya Sang Penakluk
Pada bulan Robiul Awal tahun 886 H/ 1481 M, Sultan Muhammad Al-Fatih pergi dari Istanbul untuk berjihad, padahal ia sedang dalam kondisi tidak sehat. Di tengah perjalanan sakit yang ia derita kian parah dan semakin berat ia rasakan. Dokter pun didatangkan untuk mengobatinya, namun dokter dan obat tidak lagi bermanfaat bagi Sultan, ia pun wafat di tengah pasukannya pada hari Kamis, tanggal 4 Robiul Awal 886 H/ 3 Mei 1481 M. Saat itu Sultan Muhammad berusia 52 tahun dan memerintah selama 31 tahun.

Sebelum wafat, Muhammad Al-Fatih mewasiatkan kepada putra dan penerus tahtanya, Sultan Bayazid II agar senantiasa dekat dengan para ulama, berbuat adil, tidak tertipu dengan harta, dan benar-benar menjaga agama baik untuk pribadi, masyarakat, dan kerajaan.